Are You a Ghost?

caberawit
Chapter #30

Bab 30 Kejanggalan

“Yakin nih Ka gak mau ikut berburu harta karun,” lanjut Tiara tersenyum lebar , kembali berguarau.

“Hmm… aku gak tertarik dengan harta karun, tapi kalau berburu kamu saya mau.” Intonasi Fauzan tiba-tiba dalam dan berat suara anehnya mengalun setelah hembusan angin dingin yang beberapa saat menerpa Tiara dengan hawa dingin yang menusuk membuat bulu roma Tiara meremang . Tidak ada nada candaan dalam kalimat Fauzan apalagi pemuda tersebut sekarang memandang si gadis indigo intens.

Tiara tahu Fauzan memang menaruh hati padanya tapi ia tidak menanggapi bahkan pemuda masjid yang terkenal pemalu itu hanya berani mengutarakan perasaannya lewat surat . Entah kenapa malam ini pemuda tersebut berkata dengan gamblang.

“Bercandanya jangan lebay kak,” kilah Tiara sambil melanjutkan langkahnya , merasa aneh dengan angin yang baru menyapa kulitnya begitu juga dengan sikap Fauzan . Otak Tiara berputar mengulang pesan Pak Kyai, ia pun melangkah dengan cepat namun Fauzan mengekor di belakangnya dengan langkah yang sama.

“ Ra, kenapa jalannya jadi cepet-cepet sih, kamu takut ya sama saya?” Fauzan menahan lengan Tiara.  

 Pemuda yang terbiasa sopan dengan sikap agamisnya dalam sekejap berubah, ia berani memegang lengan Tiara tanpa penghalang membuat kulit yang bukan mahrom itu bersentuhan.

“ ka, lepasin.” Tiara menarik tangannya yang tidak kunjung lepas dari cengkeraman Fauzan.

“Gak! sebelum kamu jelasin sama aku kenapa kamu menjauh dari saya .” Tatapan Fauzan datar tak berekspresi menyulut kengerian dari relung hati Tiara. “Kalung kamu lepas Ra?” Si Pemuda masjid menyeringai lebar menambah ketakutan dalam diri Tiara.  

Degub jantung Tiara bak genderang mau perang. Ia tidak bisa berkata-kata mulutnya kelu tak bisa merapalkan doa penjagaan saat tatapan Fauzan menguci pandangan mereka . Terhipnotis. 

Pemuda yang berubah drastis itu mengayunkan kakinya mendekati Tiara yang mematung tanpa melepaskan tarikan dilengan si gadis indigo.

“ Fauzan!” seruan Pak Kyai menginterupsi kegiatan si pemuda.

Fauzan berdecak kesal sambil menghempaskan tangan Tiara.

Si gadis indigo melipir sejauh mungkin lalu lari menuju Rumahnya tanpa peduli dengan Pak Kyai atau pun si pemuda masjid. Tiara tahu Pak mahmuddin datang untuk menyelamatkannya.

Persisi seperti dugaan Tiara Pak Kyai tidak mempermasalahkannya yang pergi tanpa pamit.

“Apa yang kamu lakukan Zan!” bentak Pak Kyai.

Lihat selengkapnya