Are You a Ghost?

caberawit
Chapter #31

Bab 31 Bisakah Menolong Tiara

 “Baik Pak Kyai, tapi bagaimana caranya menolong Tiara.?” Mutia cemas berderai air mata. Ia                   tidak sabar ingin mengetahui cara untuk menyelamatkan putrinya dari  incaran si makhluk astral. Ia juga mempersiapkan diri untuk mendengar jawaban yang mungkin saja akan mengejutkan dirinya.

“Tiara harus segera menikah, agar makhluk itu berhenti mengejar Tiara. Mungkin Ibu sudah dapat menebak apa yang di inginkan oleh Genderuwo yang mengincar Tiara.”    

 Mutia menganggukkan kepala mengerti apa maksud Pak Kyai. Tepat seperti yang diduga oleh Ibu Tiara Genderuwo akan membawa putrinya untuk di jadikan istri dan alat untuk mencetak keturunan yang akan memiliki kekuatan tinggi karena Tiara adalah gadis indigo yang kebetulan juga lahir di rabu pahing hal yang paling di sukai oleh makhluk berbulu lebat tersebut. Untuk menghindari hal itu Tiara harus menikah dengan manusia maka Makhluk astral tersebut akan menjauh dengan sendirinya karena yang ia mau adalah darah perawan Tiara bukan sekedar untuk menidurinya saja . Darah perawan Tiara akan memberikan kekuatan pada sang Genderuwo juga pada keturunan yang akan dilahirkannya.

 

“Tapi dengan siapa Tiara harus menikah Pak? Setahu saya dia dekat dengan GIlang….” Mutia menjeda kalimatnya sambil menghela napas dalam. “Saya rasa Pak Kyai tahu tentang Gilang.” Ibu satu anak tersebut menangkup wajah meredam tangisnya dengan perasaan yang kacau .

“Iya Bu saya tahu, sekarang arwah Gilang sudah kembali ke raganya kita tinggal tunggu kondisi fisiknya membaik lalu kita coba membicarakan tentang pernikahan mereka… tapi yang jadi masalah sekarang, Gilang tidak dapat mengingat Tiara atau pun saya. Sedangkan Tiara akan jauh lebih baik jika cepat menikah untuk menghindari Genderuwo yang bernama Daru,” jelas Pak Kyai dengan dahi berkerut, pria bersurai dua warna itu terlihat berpikir keras . Ia tidak bisa berbohong pada Mutia tentang keadaan Gilang sekarang yang tidak dapat mengingat Tiara.

“Jadi Gilang tidak bisa mengingat Tiara?” beo Mutia putus asa. Jika ia lupa dengan Tiara maka ia juga lupa dengan keinginannya untuk menikahi Tiara. Kepala Mutia serasa mau pecah mengetahui kenyataan pahit itu.

“Hmm… mungkin kita harus segera mencari penggantinya sebelum terlambat,” saran Kyai Mahmudin.

“Tapi Pak kyai, jika kita meminta seorang pemuda untuk menikahi Tiara dalam waktu dekat pasti dia akan curiga jika Tiara hamil.” Kekhawatiran Mutia ada benarnya dan itu tidak bisa di remehkan. Jika seorang pemuda diminta untuk segera menikahi seorang gadis pasti orang itu akan berpikir bahwa Tiara telah mengandung.

“Saya siap jadi pengganti Gilang, Tan, jika Tiara bersedia,” celetuk Fauzan memberanikan diri. Ia yang keberadaannya terlupakan sejak tadi menyimak pembicaraan dua orang tua berbeda gender dengan penuh perhatian. Ia juga tidak ingin kehilangan kesempataan emas yang terpampang di hadapannya.

“Ka… kamu mau Zan?” Mutia tak menyangka dengan apa yang baru saja di dengarnya, matanya menyiratkan rasa haru pada pemuda yang rajin meramaikan masjid di kampungnya. Tapi jauh di lubuk hatinya ia takut Tiara tidak setuju.

Lihat selengkapnya