Flashback
Dirumah sakit
Gilang merasakan gelombang energi begitu besar mengalir dalam tubuhnya, ia merasa sangat segar dan kuat bukan hanya itu ia juga melihat bayangan kenangannya bersama Tiara. Energi indigo yang Tiara salurkan ternyata juga membawa sebagian memori Si Gadis yang tanpa sadar tersalur juga pada GIlang. Karena saat Tiara menyatukan bibirnya dengan Gilang ia membayangkan kenangan-kenangan bersama Pemuda itu.
‘Tiara Gue inget sama Lo.’ Gilang membuka mata. Ia sangat khawatir jika Tiara tidak berhenti menyalurkan energi maka Gadis itu bisa kehilangan kesadaran. “Apa yang Lo lakuin ke Gue, Ra?” bukannya menjawab Tiara justru pergi dengan mata sembab penuh dengan cairan bening yang beranak sungai di wajahnya.
***
Gilang kehabisan napas mengejar Tiara ia tak dapat melihat bayangan gadis itu begitu juga dengan Daru. Tubuh tegap itu merosot lemas terduduk diatas tanah matanya menekuri permukaan bumi yang ia pijak penuh dengan rasa bersalah. “Kemana aku harus mencarimu, Tiara?” sesalnya tanpa terasa air mata Gilang menitik. “Bodoh,”rutuk Gilang “harusnya aku datang lebih cepat, sekarang Tiara tidak memiliki energi untuk melawan Daru, makhluk itu pasti akan….” Ucap Gilang terhenti ia tak mampu melanjutkan karena bayangan Tiara yang tak berdaya menghadapi Daru berkeliaran dibenak Gilang. Lelaki itu kembali bersemangat karena terbakar amarah ia berdiri dan berlari tak tentu arah beberapa langkah telah ia tempuh tiba-tiba Gilang berhenti karena merasakan sesuatu yang aneh. Ia mengatur napas lalu memusatkan pikiran dan menajamkan pendengarannya.
Mata legam bak onyx itu terbuka lebar kala telinganya menangkap suara “Toloong….” Bola mata Gilang mengedar teliti memindai satu persatu benda yang tertangkap oleh indera pengelihatannya. Nihil. Pemuda itu tak menemukan apapun.