Sesilia Ivana menatap sejenak ke luar jendela dan tersenyum lega, kedua tangannya sedang memegang sebuah piring. Piring yang ada dalam genggamannya itu adalah piring terakhir yang telah ia bersihkan. Sesil kembali fokus untuk meletakkan piring tersebut ke sebuah rak piring besar yang berada di sebelah kanannya, diletakkannya piring itu dengan hati-hati dan rapi.
Kali ini tugas mencuci piring di jam makan siang telah selesai ia kerjakan. Ya. Hari ini adalah giliran Sesil dan beberapa remaja puteri lainnya yang mendapat tugas mencuci piring di ruang makan asrama. Sesil bertugas mencuci piring milik 5 orang teman yang satu meja makan dengannya, sekaligus mencuci piring milik dirinya sendiri.
Selain piring, sendok dan gelas. Sesil juga harus mencuci bersih; ceret, mangkok sayur, bakul nasi beserta centongnya yang telah digunakan oleh semua anggota kelompok di meja makan itu, kemudian membersihkan meja makannya. Tugas Sesil selanjutnya adalah nanti malam, pada saat jadwal makan malam tiba. Dan itu menjadi tugas terakhir Sesil mencuci piring di hari ini.
"Hhhh ...." Sesil menghela napas. "Akhirnya selesai juga ...." Sebuah senyum lembut kembali merekah di wajah Sesil. Sambil bersenandung ringan Sesil melangkahkan kaki ke luar dari ruang makan ke arah taman asrama sekaligus taman sekolah. Singkat cerita, bangunan asrama dan bangunan sekolah menyatu dalam satu komplek yang dikelilingi oleh pagar tembok tinggi dan tebal, peninggalan dari zaman kolonial Belanda, tingginya kurang lebih 4 meter. Kebetulan ruang makan dan taman jaraknya sangat dekat.
Setibanya di taman, Sesil melihat beberapa teman asrama lainnya, Tessa, Sisca, Anas sudah lebih dulu berada di sana. Ada yang sedang membaca buku atau hanya duduk-duduk saja. Sebenarnya, hari Minggu adalah "hari bebas" bagi seluruh penghuni asrama, artinya setiap anak asrama mendapat izin dan diperbolehkan oleh Suster Kepala asrama untuk pergi ke luar dan melakukan aktivitas di luar asrama. Yaa ... salah satunya adalah jalan-jalan ke Mall, tempat tujuan favorit sebagian anak asrama. Meskipun ada batas waktunya, hingga jam 6 sore saja. Namun, Sesil dan ketiga temannya itu lebih memilih tetap berada di asrama.
Siang itu cuaca cerah dan langit biru, angin sepoi-sepoi mengayunkan dedaunan dari pohon-pohon besar dan rindang yang berada di taman itu, sehingga menimbulkan alunan suara gemericik lembut nan syahdu. Hanya sesekali terdengar obrolan di antara mereka, membuat suasana menjadi tenang dan teduh.
Entah mengapa mereka menyukai berada di taman tersebut?
Mungkin memang sedang tidak ingin bepergian ke luar atau sedang mengirit uang kiriman orangtua atau kemungkinan alasan lainnya. Sedangkan alasan bagi Sesil adalah karena dia menyukai berada di alam, cukup di taman saja, Sesil sudah merasa senang. Apalagi di asrama pernah diajarkan mengenai meditasi alam oleh Suster dan Frater pembimbing, yang membuat Sesil suka untuk mempraktekkannya. Sesil memanfaatkan energi tenang yang ditawarkan oleh taman dengan baik, bagi Sesil sangat bermanfaat sebab memberi tambahan energi yang menimbulkan rasa semangat untuk melanjutkan aktivitas belajar di sekolah, keesokan harinya.
Namun saat Sesil sedang fokus menikmati meditasinya, tiba-tiba terdengar suara sedikit berteriak dan panik, "Aduuhh ... bisa-bisa nanti mataku jadi bintitan niiih ...." Sebuah suara yang memecah suasana hening dan tenang di taman.
Terlihat Yuni berlari kecil dengan tergesa-gesa menghampiri Sesil, Sisca, Tessa dan Anas dari arah pintu gerbang asrama dan sekolah ke arah taman, tempat dimana mereka serempak menoleh ke arah sumber suara lalu seketika beranjak berdiri, kaget.
"Kenapa sih Yun?" tanya Sisca penasaran.
"Iya ...," timpal Tessa dan Anas bersamaan.
"Bikin kaget aja loh ...," tambah Sesil gusar karena meditasinya terganggu.
Setelah benar-benar dekat, Yuni buru-buru menjelaskan dengan nada suara sedikit diturunkan dan berbisik, "aduuh ... ada yang ciuman loh. Adik kelas kita ... itu loh si Fifi ... malah dia yang langsung nyosor duluan."
"HAHH!!" Semua serempak kaget dan bingung dengan apa yang diceritakan oleh Yuni. Sebab di sini adalah asrama dan sekolah HOMOGEN. Sekolah mereka adalah Sekolah Menengah Atas khusus untuk para remaja yang berjenis kelamin perempuan, saja.