Are You Ready?

Naia Novita
Chapter #2

WARNING!

Kinar menghela napas, "Gue nggak tau harus gimana lagi buat singkirin buku itu."

"Apa dibakar aja?"

Jessie memukul lengan Rifael, mendecak sebal.

"Ada-ada aja lo! Dibuang aja nggak mempan apalagi dibakar."

"Ya kan gue cuma ngasih saran, siapa tau yang itu mempan."

"Gue rasa kita jangan gegabah, takutnya nanti malah makin memperburuk keadaan." ujar Davin.

"Terus mau pake cara apalagi? Kita nggak bisa dong biarin buku aneh itu terus-terusan ganggu Kinar." sahut Olivia.

Kinar menatap satu persatu sahabatnya, merasa tidak enak hati.

"Maaf ya guys, gara-gara ini kalian jadi kerepotan. Nanti biar gue sendiri aja ya yang cari solusinya."

Kinar mengambil kembali Unknown Book hendak memasukkannya ke dalam tas, Nara langsung mencekal pergelangan tangannya.

"Jangan disimpen lagi Nar, buku ini nggak beres dan harus secepatnya disingkirin. Kalau nggak nanti lo celaka."

Kinar mengurungkan niatnya.

Mereka terdiam sejenak, berkutat dengan pikiran dan kegelisahan masing-masing.

"Nggak ada cara lain juga kan? Udahlah dicoba dulu saran gue." ujar Rifael bersikeras.

Olivia menghela napas berat, "Yaudah."

"Ayo, Vin, bantuin gue!"

Davin mengembus napasnya, menurut saja tanpa berkata apapun.

Baru saja Rifael dan Davin melangkahkan kaki, tiba-tiba keduanya terperanjat kaget disusul dengan teriakan dari Jessie dan Nara.

"Astaga!"

Jessie buru-buru beranjak dari duduknya, bergegas keluar untuk memeriksa siapa yang telah memecahkan kaca rumahnya.

Kinar mengambil gumpalan kertas yang menempel pada batu berukuran kepalan tangan, membaca tulisan yang tertera. Begitupun dengan Olivia dan Nara.

'Jangan coba-coba menghindar atau memusnahkan! Jika tidak ingin menjadi sasaran selanjutnya.'

Rifael menoleh pada Olivia dan Nara yang tiba-tiba saja tercengang.

"Kenapa? Ada apa?"

"Gue nggak nemu pelakunya, kayaknya udah kabur deh. Duh, gue harus bilang apa ya ke papa, mama nanti." keluh Jessie yang baru saja tiba.

"Guys," Kinar menatap kosong ke arah tulisan tersebut.

Semua kompak memandang Kinar.

"Gue nggak tau bener atau nggak, tapi ini semacam peringatan buat kita. Dan, kecelakaan itu-"

"Sorry, Nar, gue potong omongan lo. Gue harap dugaan gue ini salah besar. Kalau korban kecelakaan itu ada hubungannya sama Unknown Book, termasuk tulisan ini."

Kinar bergeming usai mendengar dugaan Olivia.

"Jadi kesimpulannya, kalau kita berusaha buat singkirin buku itu kita bernasib sama kayak korbannya?"

Olivia menoleh pada Nara, "Nggak tau, tapi gue rasa ada malapetakanya."

"Omongan lo barusan ... Sama seperti yang gue pikirin." ungkap Kinar.

"Gue juga mikir gitu. Kita emang nggak tau pasti apa bener kecelakaan itu murni ada sangkut-pautnya. Tapi dari kejadian barusan dan yang Kinar alami. Kemungkinan besar bener adanya." imbuh Davin.

Rifael beralih melihat kaca jendela yang pecah. Jika saja terlalu cepat melangkah, mungkin ia atau Davin akan terkena lemparan batu yang entah siapa pelakunya.

Lihat selengkapnya