Are You Ready?

Naia Novita
Chapter #3

Are You Ready?

"Bilang apa lo semua sama gue?"

"THANKS FAEL!!!" serempak Kinar, Nara, Olivia, dan Davin.

Rifael menoleh pada Jessie disampingnya.

Jessie hanya fokus membolak-balik daging ayam yang sudah di potong kecil-kecil dan diberi bumbu penyedap.

"Kok lo nggak ikutan bilang makasih juga sih?"

"Tadi kan udah, pas beli bahan-bahan."

"Coba sekali lagi dong, barengin sama senyum lo ya?" pinta Rifael.

Jessie menoleh, segera melebarkan kedua sudut bibirnya.

"Makasih Fael." ujarnya dengan lembut, lalu bergegas pergi meninggalkan Rifael yang senyam-senyum tidak jelas.

Setelah daging ayam barbeque sudah matang, merekapun langsung menyantapnya ditemani dengan obrolan santai dan tawa.

Sesekali Jessie merekam dan berfoto bersama untuk mengabadikan momen tersebut.

Dua jam lebih telah berlangsung, perut sudah terisi penuh dan merekapun juga sudah membereskan semuanya. Kini saatnya bergegas untuk mengistirahatkan diri.

"Lo berdua tidur di kamar biasa ya? Samping kamar tamu, udah di bersihin kok sama bi Ina." ujar Jessie pada Rifael dan Davin.

Rifael dan Davin serempak mengangguk.

"Kalo ada apa-apa langsung kabarin, inget kita harus tetep hati-hati." imbuh Olivia memperingati.

"Ayo naik!" ajak Jessie pada Kinar, Nara, dan Olivia untuk naik ke lantai dua.

Rifael merangkul pundak Davin, "Oke Vin, abis ini enaknya kita mau ngapain?"

Davin langsung menepis tangan Rifael, menatap tajam Rifael.

"Pake nanya, tidur lah!" ketusnya.

------

Tiap menit berlalu, namun Kinar masih belum bisa terlelap. Sudah berusaha memejamkan mata, namun tetap saja terjaga.

Kinar segera mendudukkan diri, melihat ke arah tiga temannya yang sudah terlelap.

Kinar melangkah keluar kamar, ingin minum.

Usai menuruni tangga, Kinar bergegas menuju dapur.

Membuka kulkas, mengambil botol lalu menuangkannya ke gelas.

"Belum tidur lo?"

Kinar yang sedang meneguk air sedikit terperanjat dan hampir saja tersedak. Ia menoleh ke belakang, rupanya pemilik suara itu adalah Davin.

Dengan gelas yang sudah berada ditangan, Davin mendekati kulkas. Melakukan hal yang sama seperti Kinar sebelumnya.

"Gue udah berusaha tidur, cuma nggak tau kenapa nggak bisa nyenyak. Lo sendiri kenapa belum tidur?"

"Sama, gue juga nggak bisa tidur."

Kinar terpaku, menatap Davin yang sedang meneguk air. Selang beberapa detik Kinar tersadar.

"Gue duluan ke atas ya."

Davin berkerut kening, melihat Kinar yang tak sadar kalau kunciran miliknya baru saja terlepas tidak terikat dengan benar.

"Kinar."

Panggilan Davin itu mampu membuat langkah Kinar terhenti.

Davin mengambil kunciran tersebut. Berjalan mendekati, menyatukan semua helai rambut Kinar lalu menguncirnya.

"Kunciran lo barusan lepas."

Kinar mendadak gugup, tak berani menoleh ke belakang.

"I-iya makasih."

"AAAA!!!"

Davin dan Kinar tertegun, mendengar teriakkan dari para sahabatnya dan segera bergegas menghampiri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Lihat selengkapnya