Are You Ready?

Naia Novita
Chapter #4

Ungkapan

"Cuma ada dua selimut, nggak mungkin kalo semuanya ngikut." ujar Jessie sembari mengibaskan tangannya akibat debu yang menempel di selimut.

Perasaan tidak tenang semakin menghantui Davin. Iapun buru-buru mengambil alih selimut yang dipegang oleh Jessie.

“Biar gue sama Fael kebawah, lo berdua disini dulu.”

"Eh Vin, tungguin!" Rifael buru-buru menyusul.

Davin yang keluar kamar terlebih dahulu.

Jessie menghela napasnya, geleng-geleng kepala melihat Davin yang melesat pergi dengan begitu cepatnya.

"Bahkan ayam yang selalu berkokok bangunin warga pagi-pagi pun kalah gesitnya."

Olivia berkerut kening, tampak berpikir sejenak.

"Maksud lo si Davin?" tebaknya.

Jessie terkekeh sambil mengangguk.

“Emang keliatan banget ya sikapnya? Sampe lo langsung peka sama omongan gue barusan.”

“Berarti itu tandanya kita sahabatan nggak main-main sampe hafal sama tingkah tersembunyinya.”

------

Kinar bersembunyi di dalam kamar mandi yang luasnya kamar hanya satu petak.

Baru saja genderuwo menyeramkan itu berhenti tepat di depan pintu kamar mandi, membuat Kinar mau tak mau harus diam membatu sambil menutup mulut agar tidak tertangkap olehnya.

"Pelan-pelan napa sih, kalo jalan." ketus Davin berbisik usai tubuhnya ditubruk oleh Rifael dari belakang. Untunglah Davin dapat menyeimbangkan diri, kalau tidak ia bisa terhuyung ke depan.

“Lagian lo maen pergi gitu aja, ya gue susul buru-buru.”

Kinar tertegun usai mendengar suara langkah kaki dan bisikan. Ia yakin suara tersebut berada di tangga, karena letak kamar mandi ini memang tepat di samping tangga.

Rifael melihat ke arah pintu kamar mandi, iapun tersenyum miring. Peka akan sesuatu.

“Gue sempet liat ada yang masuk di kamar mandi tuh, sana cepet lo selametin.”

“Siapa?”

"Pake nanya lagi lo, udah lakuin aja kenapa sih." ujar Rifael berjalan mendahului Davin.

Baru saja Rifael menuruni anak tangga terakhir, ia sontak terperanjat. Matanya terbelalak lebar melihat genderuwo keluar dari arah dapur. Sama halnya dengan Davin yang langsung mengurungkan niat untuk melangkah.

"Vin! Vin! Gimana ini?!" bisik Rifael panik.

"Diem aja, jangan lari dan jangan sampe lepas selimut lo!" bisik Davin memperingatkan.

Rifael menutup wajah dengan selimut rapat-rapat. Entah kenapa tubuhnya sangat sulit digerakkan, padahal ia ingin sekali kabur.

Semakin dekat genderuwo seram itu berjalan, hingga sampailah dihadapan Rifael lalu melewatinya begitu saja.

Rifael berkerut kening, spontan membuka selimut yang menutupi wajahnya lalu melihat ke arah tangga. Ia terperangah, tak menyangka bahwa genderuwo tersebut tembus ketika melewati Davin.

-----

Davin membuka pintu kamar mandi, menemukan Kinar yang duduk meringkuk di dekat closet. Ia mendekat, lalu jongkok di hadapan Kinar.

"Lo kenapa nangis?" tanya Davin cemas melihat mata Kinar yang berair dan sembab.

"Gue takut ..." lirih Kinar menurunkan tatapannya.

“Nar, dengerin gue. Kita semua pasti bisa keluar dari tempat ini dan kita akan tetep selamat bareng-bareng.”

Davin segera menutupi Kinar dengan selimut.

"Vin!" bisik Rifael yang baru saja tiba bersama Nara.

Davin menoleh ke belakang, lalu kembali menatap Kinar.

"Sekarang lo ke kamar sebelah dulu sama Nara, selimut ini juga jangan sampe lepas ya gue mau samperin Jessie sama Oliv dulu."

Davin segera beranjak dari tempatnya, begitupun dengan Kinar.

Lihat selengkapnya