Are You Ready?

Naia Novita
Chapter #7

Again and Again

Jessie terbangun, usai mendengar suara pintu kamar yang baru saja ditutup.

Menatap sekeliling sejenak, lalu mengetahui bahwa yang keluar barusan adalah Rifael. Jessie pun akhirnya memutuskan untuk keluar menyusul.

-----

Jessie yang baru saja tiba, segera duduk disebelah Rifael. Rifael menoleh ke belakang, celingukan.

“Kok, lo doang yang dateng? Yang lain mana?”

“Belum bangun.”

“Kenapa nggak dibangunin?”

“Nanti juga bangun sendiri, kok. Lagipula ada yang mau gue tanya sesuatu sama lo.”

Jessie melihat leher Rifael, lalu berpaling menatap lurus ke depan.

“Harusnya gue yang pantes tanggung resiko yang lo rasain. Tapi, kenapa malah lo yang lakuin? Apa alasan lo, El?”

“Ada dua opsi. Pertama gue pengen lindungin lo, kedua gue nggak sanggup kalo nantinya kehilangan lo.”

“Lo pikir gue baik-baik aja kalo gue yang kehilangan lo?”

Jessie kembali menatap Rifael sambil menggeleng.

“Sama sekali nggak. Saat gue liat lo semalem, gue berpikir itu adalah saat terakhir gue liat lo. Gue takut banget itu terjadi.”

Rifael tersenyum, lalu menggenggam tangan Jessie.

“Gue paham itu. Sekarang lo nggak usah khawatir lagi ya? Gue akan tetep terus hidup dan selalu ada di sisi lo.”

Jessie bergeming sesaat, lalu mengangguk berusaha menahan air matanya agar tidak keluar.

"Jangan tinggalin gue ya?" pintanya.

Rifael mengangguk, “Iya pasti.”

"Ekhem! Pagi-pagi buta udah berduaan aja, ngapain?" celetuk Olivia.

Rifael dan Jessie serempak menoleh ke belakang.

"Ngobrol," jawab Rifael.

"Kinar sama Nara mana? Belum bangun?" tanyanya.

"Lagi di gudang nyari botol bekas." jawab Davin.

"Buat apa?" tanya Jessie.

"Buat diisi air, lumayan buat nanti di jalan." jawab Olivia.

Davin melirik ke arah leher Rifael, “Tuh leher gimana? Aman?”

“Pake nanya lagi lo, ya jelas nggak lah. Masih lumayan sakit.”

Kinar dan Nara akhirnya datang, membawa satu botol bekas ditangan masing-masing.

"Cuma dua adanya, gapapa?" tanya Nara memastikan.

"Gapapa, Ra, setidaknya kita masih bisa di pake buat wadah." jawab Olivia.

Jessie melihat Kinar membawa botol sekaligus Unknown Book ditangannya.

“Nar, itu bukunya mau lo bawa?”

Lihat selengkapnya