Are You The One?

Sarah Teplaka
Chapter #1

Prolog #1

Alexandra Wijaya adalah anak satu - satunya dari pasangan Gunawan Wijaya dan Prisilla Triguna, gadis cantik, kulit putih bersih, rambut hitam legam sebahu dan hidup dalam kemewahan.

Tapi dibalik kebahagian hidup yang dimiliki oleh Alexandra sehingga membuat banyak anak seusianya iri, dia tetap merasa sedih karena dia tak memiliki teman akrab.

Tugas Gunawan, sang Ayah membuat Alexandra tidak memiliki teman karena harus berpindah - pindah dari satu daerah ke daerah yang lain. Saat anak seusia Alexandra sibuk memegang gawai saling berkirim pesan atau bergaul di dunia maya, dia lebih memilih untuk memiliki teman yang nyata. Sosok yang dapat berbagi suka dan duka, berbagi cerita seru atau bergosip ria tentang tren terbaru atau bahkan mengenai cowok yang ditaksir.

Pengalaman ala anak baru gede tak pernah dirasakan oleh Alexandra, dia malah terlalu dewasa untuk anak seusianya. Alexandra lebih sering berkumpul dengan teman sejawat sang Ayah atau bergaul dengan sosialita yang seumuran dengan Mamanya. Gaya hidup bahkan dandan Alexandra pun ikut terpengaruh.

****

Alexandra kembali mengepak barang-barang miliknya, rasanya baru saja dia merapikan semua buku dan barang-barang ini semua sekarang. Alexandra harus berjibaku dengan semua hal ini padahal dia baru bebenah 1 tahun yang lalu.

Huft... kapan semua hal ini berakhir, kata Alexandra dalam hati

Saat Alexandra harus menghadapi pertarungan sangat sengit dengan lima box besar yang mengelilingi dirinya, Alexandra merasa terhimpit dengan semua ini.

"Iya, Sisca. W bakal pindah ke Jakarta, biasalah mutasi suami w. Makanya w mau ajak kalian semua makan di kafe biasa ya, anggap aja pesta perpisahan" celoteh sosialita yang sibuk dengan pesta perpisahan dari pada beres-beres barang di rumah.

Tatapan mata Alexandra kepada Prisilla itu sarat makna.

Alexandra berdeham kencang agar Prisilla memutus sambungan telepon itu tapi Prisilla lebih mementingkan ngobrol dengan teman sosialitanya itu, dia mencari tempat yang lain agar Alexandra tak mengganggu pembicaraan dirinya.

Priscilla lalu berbisik kepada temannya itu, "Sebentar ya, Sisca. Suara loe engga kedengaran, biasalah ada suara-suara gaib yang ganggu."

Alexandra mengernyitkan kedua alis matanya, hal ini sungguh terbalik, kalau biasanya seorang Mama akan teraniaya oleh kelakuan anak yang durhaka tapi kali ini berbeda, seorang anak merasa teraniaya oleh kelakuan Mamanya. Andai saja Alexandra bisa berteriak untuk melampiaskan seluruh kekesalannya ini tapi ini juga percuma karena suara Alexandra tidak akan pernah didengar oleh siapapun.

Lihat selengkapnya