ARFANAYA

SADNESS SECRET
Chapter #7

Kesalah Pahaman

“Anaya, awas!” teriak Arfan.

BRUK!

Sebuah bola memantul tepat di kepala Anaya. Anaya langsung terbaring diatas dalam kondisi yang sudah tak sadarkan diri.

Semua murid langsung mengerumuni Anaya. Raka datang ditengah kerumunan. Arfan juga langsung mengecek kondisi Anaya.

Raka langsung mengangkat tubuh Anaya. “Awas!” teriak Raka. Semua orang yang menghalangi jalannya kemudian menyingkir.

Raka membawa Anaya ke UKS. Setibanya disana, petugas UKS langsung mengobati luka di kepala Anaya. Lukanya tidak parah tetapi Anaya pingsan karena kaget akibat serangan mendadak.

Bel masuk berbunyi, Raka dan Arfan memilih untuk tak masuk kelas karena menunggu Anaya hingga sadar. Raka sudah menyuruh Arfan untuk kembali ke kelas karena dirinya yang akan menjaga Anaya. Tetapi Arfan bersikeras untuk tetap berada disana karena merasa bersalah.

Sepuluh menit kemudian, Anaya sadar dari pingsannya. “Anaya,” panggil Raka.

“Sakit,” gumam Anaya sambil memegang kepalanya yang terluka.

Mata Anaya terbuka sepenuhnya. Di sebelah kanannya ada Raka dan di sebelah kirinya ada Arfan. Anaya jadi bertanya-tanya mengenai apa yang telah terjadi hingga mereka berdua ada di sini bersama dengannya.

“Kita di UKS?” tanya Anaya, bingung.

“Iya, tadi lo kena bola basket sampai pingsan di lapangan,” jelas Raka.

“Itu salah gue. Maaf Anaya,” kata Arfan. Ia nampak bersalah.

“Gapapa kok. Aku baik-baik aja,” kata Anaya penuh semangat. Ia lalu bangun dari posisi berbaring. “Akh,” jerit Anaya sambil memegangi kepala. Raka langsung memegangi tubuh Anaya dan membantunya kembali berbaring.

“Lo masih sakit. Tiduran aja!” bentak Raka.

Anaya jadi canggung karena perlakuan Raka padanya. Ditambah disana juga ada Arfan.

***

Pulang sekolah, Anaya bersama Zea, Caca, dan Sarah berjalan bersama di lingkungan sekolah menuju gerbang yang juga dekat dengan tempat parkir. Disana juga ada Raka yang menemani mereka, lebih tepatnya menemani Anaya.

Mereka sampai di parkiran sekolah, lokasi yang dituju Zea, Caca, dan Sarah. “Serius Nay ga perlu di temenin?” tanya Zea khawatir.

“Gapapa kok. Lagian mamah pasti bentar lagi sampai,” jawab Anaya.

Anaya lalu berpisah dengan teman-temannya di parkiran sekolah. Seharusnya Raka juga berhenti disana karena ia menggunakan motor saat pergi dan pulang sekolah. Tetapi Raka malah berjalan bersama Anaya menuju gerbang sekolah.

“Kamu ga pulang?” tanya Anaya sambil berjalan.

“Gue belum mau pulang,” jawab Raka.

“Terus kenapa ngikutin gue? Pergi ke mana kek gitu,” oceh Anaya.

“Terserah gue lah,” balas Raka.

“Ga jelas,” balas Anaya, kesal. Anaya langsung mempercepat langkahnya meninggalkan Raka.

Lihat selengkapnya