ARFANAYA

SADNESS SECRET
Chapter #12

Pasangan Anaya Yang Tak Ada Habisnya.

Sepanjang malam Anaya memikirkan mengenai pertemuannya dengan Arfan. Surya, dan Rama. Entah mengapa pertemuan itu memunculkan perasaan aneh pada diri Anaya. Anaya merasa akan terjadi sesuatu yang besar.

Keesokan harinya, Anaya hampir telat datang ke sekolah. Ia masuk kelas tepat saat bel masuk berbunyi.

Pikiran mengenai kejadian kemarin sudah mulai Anaya lupakan. Perasaan aneh itu juga sudah Anaya kesampingkan. Mungkin itu hanya firasat aneh yang terjadi karena bertemu dengan Arfan. Bukan hal yang besar.

Ketika jam istirahat, saat Anaya sedang duduk bersama dengan beberapa teman lainnya di teras depan kelas, datang Rama, Surya, Arfan dan Gilang duduk disebelah Anaya.

“Nay, lo bukannya pacaran sama Raka, kok lo malah jalan sama Marvin dari kelas MIPA 2? Lo selingkuh?” tanya Rama tiba-tiba.

Semua mata memandang Anaya. Raka yang juga baru keluar dari kelas berhenti di dekat sana, juga melihat ke arah Anaya.

“Apaan sih. Maksud lo apa tanya kayak gitu?” ketus Zea. Dia berhadapan dengan laki-laki yang terkenal dengan image nakal. Sosok yang sulit untuk dihadapi.

Raka lalu datang dan menarik tangan Anaya pergi dari sana. Walaupun Anaya sudah berusaha meminta agar Raka melepas tangannya, itu tak berhasil. Hingga tiba di dekat lapangan sekolah, Anaya menghempas tangannya dengan keras hingga tangannya terlepas dari genggaman Raka.

Langkah mereka berdua terhenti. Raka membalikan tubuhnya menghadap Anaya. Wajah Anaya nampak kesal dengan nafas yang terengah-engah. Keningnya mengerut dan bibirnya bergetar.

Butiran air mata kemudian menetes di wajah tak berekspresi itu. Raka tertegun, matanya melebar.

“Anaya.” Raka langsung memeluk Anaya tanpa pikir panjang.

Anaya menangis dengan keras dalam pelukan Raka. Melepaskan semua emosi yang tertanam pada dirinya. Perkataan Rama sungguh menyakiti hatinya. Hingga Anaya tak dapat menyembunyikan rasa kesal itu lagi. Rasa amarah yang berubah menjadi air mata.

Peristiwa itu di lihat oleh banyak siswa. Anaya dan Raka yang sedang berpelukan di pinggir lapangan dapat terlihat dari banyak kelas. Bahkan teman-teman Anaya yang berada di depan kelas juga dapat melihatnya dari kejauhan.

***

Pulang sekolah Anaya berjalan bersama Zea, Caca, Sarah dan Fina juga ada disana. Anaya berjalan bersebelahan dengan Fina.

“Yang mana?” bisik Fina kepada Anaya.

“Pake jam abu-abu,” bisik Anaya.

Fina melihat kearah ketiga teman Anaya, memperhatikan pergelangan tangan mereka. Di antara ketiganya, yang menggunakan jam tangan berwarna abu-abu adalah Sarah.

Wajah yang cantik dengan kulit berwarna kuning langsat.

“Lumayan,” bisik Fina.

Seperti biasa Zea, Sarah dan Caca pulang menggunakan kendaraan sendiri-sendiri. Sementara Fina telah dijemput oleh Ilham. Jadi yang tersisa hanya Anaya seorang.

Di gerbang sekolah, ada Raka yang sedang menunggu Anaya. Raka duduk diatas motor sambil terus menatap kearah dalam sekolah. Hingga sosok Anaya tiba di tempat ia berada.

“Nay, naik!” ucap Raka.

Anaya terdiam, ia tak menggubris perkataan Raka. Anaya terus berdiri ditempat yang biasanya saat sedang menunggu jemputan tiba. Bahkan Anaya bersikap seolah Raka tak ada disana.

Lihat selengkapnya