ARFANAYA

SADNESS SECRET
Chapter #25

Kebisuanmu Menyusahkanku

“Raka... kamu gapapa? Kamu ga di skors kan?” tanya Anaya dengan begitu panik.

Raka menggeleng, “gue seneng lo khawatir.”

Adegan yang dapat disaksikan oleh banyak orang itu, Anaya bahkan tak peduli sama sekali. Zea bahkan menyadari jika belakangan ini Anaya menjadi sedikit berbeda. Dia sangat sensitif jika berkaitan dengan Raka.

Anaya, Raka, Arfan, Zea, Sarah, Caca dan Zea kembali ke kelas mereka karena bel masuk sudah berbunyi. Walaupun mereka tak ingin saling melihat satu sama lain, tetapi mereka berada dikelas yang sama yang artinya akan sering bertemu. Bukan hanya sering, tetapi selalu bertemu.

Tiba di depan kelas, kedatangan Raka disambut oleh pengagumnya. Rama dan Arfan yang tak memiliki hubungan apapun dengan hal itu langsung masuk ke dalam kelas.

“Raka, kamu gapapa?” tanya Luna, panik. Ia bahkan memegang wajah Raka.

Raka langsung menghempaskan wajahnya dari sentuhan Luna. Anaya yang sudah mengerutkan kening berubah ekspresi menjadi senyum tipis.

“Udah bel. Sebaiknya kita duduk dibangku masing-masing,” kata Anaya, lalu masuk lebih dulu. Kemudian diikuti oleh yang lainnya juga.

Semester genap sudah akan berakhir. Itu artinya kelas 12 sudah akan lulus. Bahkan acara wisuda mereka digelar minggu depan.

Kemudian tersebar gosip bahwa Arfan dan Narin sudah tak berhubungan. Itu terjadi karena Narin sudah akan lulus dari SMA. Terlihat seperti seseorang yang tak bisa melakukan hubungan jarak jauh.

Gosip itu sampai ke telinga Anaya. Ada kepuasan sendiri di hati Anaya. Walaupun hatinya sudah mati rasa hingga tak ada harapan lagi untuk lebih dekat dengan Arfan.

***

Pengumuman olimpiade tingkat kota sudah keluar. Hasil dapat dilihat pada web resmi kementerian pendidikan. Anaya membuka pengumuman melalui komputernya dari dalam kamar.

Pada file pengumuman yang dicantumkan hanya juara 1 hingga 3 dari setiap bidang lomba. Setelah pengumuman Anaya baca, ia berteriak dengan keras hingga Susan dan Fathan menghampirinya.

“Mah, Pah, Anaya lolos,” teriak Anaya lalu memeluk orangtuanya.

“Selamat sayang,” balas Susan.

Setelah bersuka cita dengan kedua orangtuanya, Anaya kemudian menelpon Raka untuk memberitahu hasil pengumuman lomba. Walaupun mungkin Raka sudah melihatnya sendiri. Tetapi Anaya tetap ingin memastikannya.

Anaya menelepon beberapa kali tetapi tak ada jawaban. Hingga Anaya menyerah dan tak menelepon lagi. Anaya jadi bertanya-tanya alasan Raka tak menjawab panggilan darinya.

Malam senin itu juga Anaya mendapatkan pesan dari guru pembina olimpiade fisika bahwa besok setelah upacara bendera akan diumumkan pemenang olimpiade tingkat kota untuk semua mata lomba. Jadi mereka semua diminta untuk mempersiapkan diri, jangan datang telat dan menggunakan atribut upacara dengan lengkap.

Lihat selengkapnya