ARFANAYA

SADNESS SECRET
Chapter #26

Selalu Bersamamu

Raka membawa Anaya ke UKS untuk menenangkan diri. Ada perasaan takut akan terjadi hal buruk pada Anaya. Raka tak ingin mengambil resiko apapun jika berkaitan dengan Anaya.

“Anaya...,” panggil Susan yang baru saja tiba di UKS. Fathan juga datang bersamanya.

Susan langsung memeluk Anaya dengan erat sambil mengusap kepala putrinya. “Kamu baik-baik aja sayang?” tanya Susan.

“Anaya gapapa mah,” balas Anaya.

“Kok bisa ada laki-laki seperti itu disekolah ini. Papah jadi khawatir melepas kamu di sekolah ini,” ucap Fathan.

Susan dan Fathan datang setelah menerima telepon dari Raka atas permintaan Anaya. Bahkan Raka juga telah menceritakan semua kejadian yang telah menimpa Anaya.

Pihak sekolah belum mengetahui hal itu. Anaya juga tak ingin membesarkan masalah ini. Sikap Anaya membuat Raka kesal. Bahkan orang tua Anaya juga tak terima dengan keputusan Anaya. Walau begitu Anaya tetap tak ingin berurusan dengan Rama yang sering menyimpan dendam. Padahal dirinya yang bersalah.

“Terus kamu pikir mamah sama papah bisa tenang selama kamu sekolah?” kata Susan.

“Anaya bisa jaga diri mah,” balas Anaya.

“Jaga diri gimana? Sekarang aja kamu udah kayak gini. Kalau sesuatu terjadi mamah ga akan bisa maafin diri mamah sendiri,” ucap Susan dengan perasaan kesal. Kecemasan akan sesuatu yang buruk bisa saja menimpa Anaya sedang menguasai dirinya hingga membuat emosinya meninggi.

“Mamah tenang dulu,” ucap Fathan.

“Tante sama om tenang aja. Biar saya yang jaga Anaya,” ucap Raka.

Susan dan Fathan kemudian menatap Raka dengan penuh harapan. Mereka juga memberikan senyuman sebagai ucapan terima kasih. Akhirnya mereka berdua dapat melepas Anaya dengan sedikit tenang.

“Saya juga minta maaf ga bisa lindungi Anaya seutuhnya. Ga ada lain kali buat kelalaian ini,” ujar Raka.

“Sekarang aja tante udah terima kasih banget ke kamu Raka. Untung aja ada kamu yang selamatin Anaya. Anaya itu orangnya penakut kalau sama orang jahat. Apalagi yang mukanya nyeremin,” kata Susan kepada Raka.

“Yang ganggu Anaya pasti mukanya seram yah?” lanjut Susan.

Raka terdiam untuk berpikir. Dia bingung untuk menjawab apa. Apakah harus berkata jujur meski harus menghina seseorang. “Lumayan,” jawab Raka.

“Pantesan,” balas Susan.

Susan dan Fathan terus berada disana untuk menemani putri tunggal mereka. Walaupun Anaya terus memaksa mereka untuk pulang, tetapi mereka menolaknya.

Lihat selengkapnya