Ditengah perkelahian antara Raka dan Arfan yang akan terjadi, Anaya berdiri menghentikannya.
Di dalam hatinya, Anaya berkata, Kenapa harus dia? Kenapa cinta pertama yang katanya indah malah berakhir seperti ini? Apakah ini rasanya jatuh cinta ke orang salah?
Kalimat itu tertuju untuk Arfan, walaupun posisi Anaya sedang menatap Raka.
“Lo ngapain disini?” tanya Raka, ia menatap Anaya dengan heran, “minggir.”
“Ga!” bentak Anaya dengan tetap berada di posisinya.
Tatapan Anaya menajam. Membuat Raka menatapnya dengan tatapan kecewa. Raka merasa jika Anaya sedang membela Arfan. Padahal sudah jelas bahwa ia sedang membela Anaya, berusaha agar Anaya tak disakiti lagi. Tetapi Anaya malah berdiri di depannya untuk membela Arfan secara terang-terangan.
Anaya tetap berada di posisinya, tanpa berpindah satu inci pun. “Jangan ikut campur sama perasaan aku!” tegas Anaya.
“Apa?” balas Raka, pelan.
Raka merasakan sakit hati yang mendalam saat melihat Anaya, perempuan yang selalu ia bela, kini berdiri membela laki-laki yang sudah dengan jelas telah menyakitinya. Sikap Anaya seolah memperlihatkan bahwa semua pengorbanan dan cinta yang Raka berikan hanyalah bayang-bayang yang terlupakan.
Dengan berdiri membela Arfan, semua perasaan Raka untuk Anaya sudah terjawab.
“Lo bela dia?” balas Raka, tatapan Raka memperlihatkan dengan jelas lukanya.
“Aku bukan bela siapa-siapa. Aku Cuma ga mau kamu ikut terseret sama masalah ini,” jelas Anaya.
Suasana menegang, Raka berdiri dengan tetapan penuh kemarahan dan kekecewaan, wajahnya memerah, sementara ketegangan di udara membuatnya merasa seolah-olah seluruh dunia berputar mengelilinginya, siap meledak dalam sekejab.
Raka menggeleng, sorot mata dari seseorang yang sedang tersakiti nampak begitu jelas. Raka kemudian meninggalkan Anaya disana.
Anaya terjatuh, kakinya tak dapat menopang rasa sakit di hatinya, tatapan Raka telah melukai hati Anaya.
Anaya terduduk ditempat itu. Ingin rasanya memanggil Raka dan menjelaskan semuanya. Tetapi Anaya tak punya tenaga lagi untuk melakukan itu. Kekecewaan di mata Raka juga menghancurkan hati Anaya.