ARFANAYA

SADNESS SECRET
Chapter #35

Melepaskan Segalanya Sepenuhnya

“Lo mau pindah kemana?” tanya Raka. Saat itu Raka dan Anaya sedang berbincang di ayunan yang terletak di taman belakang rumah Anaya.

“Belum kepikiran sih. Sebenarnya kemana aja boleh, yang penting pindah,” jawab Anaya.

“Gue ikut pindah bareng lo,” ucap Raka, serius.

Anaya di buat membisu karena ucapan Raka. Bisa-bisanya dia ingin ikut pindah sekolah juga. Padahal Anaya harus mengorbankan olimpiade nya karena pindah. Raka malah mau melakukan hal yang sama, padahal itu merugikan.

“Ga boleh!” tolak Anaya.

“Kenapa?” tanya Raka.

“Kamu masih harus lomba di provinsi. Tinggal bentar lagi loh. Masa mau pindah,” kata Anaya.

“Gue ga peduli. Selama gue bisa bareng lo, ga ada hal lain yang lebih penting.”

“Anaya,” panggil Fathan dari dalam rumah. Anaya dan Raka lalu buru-buru menghampiri.

Fathan baru saja kembali dari mengurusi surat kepindahan Anaya. Tetapi itu tak berjalan lancar karena kepala sekolah tak mau menandatanganinya. Setelah ditemui, kepala sekolah berkata jika ia ingin bertemu langsung dengan Anaya.

“Mamah ga setuju. Itu pasti karena Anaya lagi wakilin sekolahnya di olim provinsi. Makanya mereka ga rela mau lepasin Anaya,” amuk Susan.

“Dari pada ga bisa pindah, Anaya lebih milih menghadap kepala sekolah,” kata Anaya.

“Ga bisa, dia pasti bujuk kamu biar ga pindah sampai olimpiade selesai. Mamah ga akan biarin itu. Dia pikir karena dia kepala sekolah bisa bersikap seenaknya kayak gitu,” balas Susan, emosinya tak bisa reda.

“Anaya pasti jadi pindah kok mah. Lagian Anaya yang mau pergi dari sekolah itu. Anaya gak akan goyah,” ucap Anaya.

“Saya akan temanin Anaya. Saya jamin Anaya akan aman. Kalau kepala sekolah ga izinin Anaya pindah, saya akan bilang kalau saya memundurkan diri dari olimpiade provinsi,” kata Raka.

Perkataan Raka membuat Susan lebih tenang. Membuat Anaya mendapatkan izin untuk menghadap kepala sekolah.

***

Esok harinya Anaya ditemani oleh Raka masuk ke ruangan kepala sekolah. Anaya memohon agar kepala sekolah dapat menyetujui kepindahannya. Tetapi kepala sekolah malah terus membujuk Anaya agar berpikir lagi.

“Masih ada lomba yang harus kamu ikuti. Kamu tidak bisa pindah begitu saja, Anaya,” kata kepala sekolah.

“Tapi pak, saya punya kesulitan dan alasan saya sendiri. Jika saya bisa merelakan lomba yang saya perjuangkan dengan keras, bukankah itu berarti kepindahan saya jauh lebih penting,” jelas Anaya.

“Sebenarnya apa alasan kamu?”

“Saya ga bisa cerita pak. Ini masalah pribadi saya,” jawab Anaya.

Lihat selengkapnya