Arga My First Love

Nita Fitriana
Chapter #3

Games saat MOS

Aku masuk ke aula, ruangan bercat abu dan putih ini sudah ramai dipenuhi oleh peserta MOS. Aku mengedarkan pandangan mencari Amanda, sahabatku dari kecil, kami sengaja masuk SD, SMP, dan SMA yang sama agar tidak terpisah.

"Key!" panggil seseorang dari arah jam sembilan, aku menoleh, di sana Manda duduk dan melambaikan tangan padaku. Aku pun berjalan ke arah Manda lalu duduk di sampingnya. "Kemana saja? dari tadi aku mencarimu."

Aku menghela napas, kusandarkan punggung ke belakang, menempel sempurna dengan sandaran kursi."Aku kesiangan, terus dihukum."

Manda menatapku dengan kening berkerut, "Tapi, aku tidak melihatmu lari di lapangan."

Aku tertegun, ternyata benar yang diucapkan Arga tentang hukuman lari itu, kupikir dia berbohong.

Lantas mengapa aku dihukum dengan cara yang berbeda? Ditambah dapat bonus nasi goreng seafood yang super duper lezat.

Wah...Dewi Fortuna memang sedang berpihak padaku.

"Aku dihukum membersihkan ruang OSIS yang kotor dan berantakannya bukan main," jawabku malas.

"Siapa yang menghukummu?"

"Kak Arga."

"Hah? serius?" teriaknya padaku. Aku hanya mengangguk sambil menggosok-gosok telingaku yang sakit, percayalah teriakannya itu benar-benar mengerikkan.

Kulihat semua orang di ruangan ini kompak melihat ke arah kami. Manda tersenyum kikuk, tangannya menggaruk kepala yang mungkin tidaklah gatal."Maaf, saya tidak sengaja!" ujarnya dengan ekspresi malu sekaligus menyesal.

Aku terkekeh pelan melihat wajah Manda yang memerah."Makanya jangan suka teriak-teriak, malu kan?"

Manda mendengus, dia memukul bahuku lumayan keras, sakit sih tapi aku tidak marah karena itu adalah kebiasaannya jika sedang malu."Jangan ketawa!" rajuknya padaku. Aku mengangguk lalu menutup mulut dengan tangan agar tawaku tidak meledak, bisa ikut malu jika aku tertawa sendirian dengan keras, nanti mereka pikir aku gila lagi.

"Key, pitamu hilang satu, yang kanan tidak ada!" celetuk Manda. Refleks aku menyentuh kuncir rambut sebelah kanan.

Benar pitanya hilang!

"Jatuh atau kemana?"tanya Manda padaku.

Aku menggelengkan kepala."Aku tidak sadar jika pitanya hilang! ucapku lesu.

Semoga saja tidak menjadi masalah.

Sudah cukup aku dihukum Arga tadi, jangan sampai kembali dihukum gara-gara pitaku yang hilang.

Pintu aula terbuka, beberapa kakak kelas beralmamater OSIS masuk, termasuk Arga dan Ricky, mereka berpencar, ada yang berdiri di depan papan tulis, ada yang pergi ke samping dan belakang aula untuk menjaga kami agar tetap disiplin, sedangkan Arga dan Ricky duduk di kursi depan aula, bersama seorang perempuan dan laki-laki yang tidak kuketahui namanya.

Wanita di samping Arga berdiri, "Oke, minta perhatian semuanya!" Kami pun memfokuskan diri ke depan, menunggu intruksi selanjutnya."Sekarang kami akan mengadakan games agar kalian tidak suntuk, setuju?" Dengan serempak dan penuh semangat kami menjawab setuju.

"Nama games-nya adalah KecKom, ada yang pernah dengar?" Kini giliran Arga yang berbicara, dia tetap duduk santai di kursi, sepertinya dia punya jabatan yang tinggi.

Lihat selengkapnya