"Bu. Aku pergi dulu, yaa...! Aku udah telat."
Mendengar suara anaknya dari luar, wanita setengah abad itu segera menghentikan aktivitas mencuci bajunya. Ia segera berlari cepat ke ruang tamu, kemudian membuka pintu untuk menghentikan langkah anaknya yang nampak sudah berangkat dengan sepedanya. "Naraaaa...!"
Nara tetap mengayuh sepedanya dan semakin menjauh.
"Aish! Anak sialan!" Gerutunya kesal. "Kenapa dia pergi tanpa menemuiku dulu? Benar-benar! Awas aja kalau dia pulang."
Matahari sudah nampak turun ke permukaan. Menebarkan bau hangat bercampur udara yang sebagian sudah tercampur polusi kendaraan memadati jalanan ibu kota.
Nara semakin mengayuh pedal sepedanya lebih cepat lagi usai menerobos lampu merah dan mengambil salah satu persimpangan jalan. Mungkin, dua atau tiga menit lagi ia tiba di sekolah.
"Tiin...Tiin...!"