ARGANTARA

essa amalia khairina
Chapter #5

SOSOK PELINDUNG NARA

Jam istirahat masih tersisa lima belas menit lagi. Para murid nampak menikmati jam istirahatnya. Sebagian ada yang masih menikmati santapan di kantin, sebagian lagi ada yang sibuk di lapangan tengah asyik dan menonton pertandingan basket. Ya. Siapa lagi kalau bukan Langit dan kawan-kawannya yang bermain. Sementara, Erisa dan teman-temannya yang tengah menonton, tak sabar menunggu kejutan yang diberikan oleh kekasihnya itu atas permintaan ia sendiri. 

"Rencana apa si?" Tanya Hani dengan penasaran. 

"Apa ada hubungannya sama si Arga?" Tambah Lulu. 

Erisa tersenyum menatap Lulu. "Jelas ada, dong! Tenang aja... Sebagai bestie yang terbaik, gue bantu lo buat nyalurin dendam lo sama si Nara!" 

"Maksud, lo?"

Erisa berpaling menatap Nara yang tengah berjalan di pinggir lapangan. Ia tersenyum sinis dan berbisik kepada kedua temannya sambil mengarahkan kamera ponselnya kepada Nara. "Gue udah minta Langit untuk bikin kejutan buat si Nara. Lo semua lihat aja sendiri!" 

Lulu dan Hani saling menatap dengan penasaran dan sedikit khawatir. Mereka tahu bahwa Erisa bisa sangat kejam ketika marah, tak begitu berbeda dengan Langit yang perlahan berhasil merebut bola dari lawannya. Alih-alih ingin memasukkan bola basket yang sangat lentur dan kuat ke arah ring, Langit melemparkan benda elastis itu tepat mengarah ke arah Nara dengan lemparan yang cukup kencang... 

"Nara, awaaaas...!" 

Nara menoleh ke lapangan. Ia menjerit cukup keras dan memancing semua orang memandanginya termasuk Erisa dan teman-temannya. Sementara, Arga seolah melindunginya... 

Arga sigap memeluk tubuh Nara dari belakang dan menariknya ke arahnya, sehingga bola basket yang dilemparkan Langit meleset dan tidak mengenai Nara. 

Arga merasa punggungnya lumayan sakit oleh benturan bola basket yang di lemparkan Langit. Namun, Ia tidak memperdulikan rasa sakit tersebut dan lebih memperhatikan Nara yang masih terkejut dan bergetar di dalam pelukannya. 

"Nara, kamu baik-baik aja?" Tanya Arga dengan suara lembut dan penuh perhatian. 

Nara mengangguk pelan, Ia masih terlihat shock dan tidak bisa berbicara. Kemudian, Arga memeluknya lebih erat, berusaha untuk menenangkannya. Sementara itu, sebagian mata memandangi adegan keduanya. Termasuk, Erisa dan teman-temannya menatap kejadian tersebut dengan wajah tidak puas. Terlebih, Lulu. Hatinya semakin panas. 

Mereka tidak mengharapkan Arga akan melindungi Nara seperti itu. Langit sendiri tampak terkejut dan segera bergerak ke sisi lapang menghampiri kekasihnya. 

"Sayang, siapa dia?" Tanya Langit dengan mata yang masih menatap Arga dari sebrang sana. "Sepertinya aku baru lihat dia."

"Namanya Argantara Prasetya. Dia itu siswa baru di kelas aku. Pindahan dari Jakarta."

Langit membulatkan bibirnya membentuk vokal O. 

"Langit! Gimana si, lo! Lempar bola aja gak becus!" Protes Lulu kemudian. 

Langit menaikkan sebelah alis tebalnya. "Apa maksud lo nyalahin gue?"

Lihat selengkapnya