ARGANTARA

essa amalia khairina
Chapter #8

KEJUTAN TANPA MENYAPA

Erisa dan kawan-kawannya masih penasaran apa yang terjadi pada Nara hari ini.

Mereka berdiri di seberang koridor, mengamatikan Nara dan Arga yang sedang berbicara dengan intensitas yang tinggi. Erisa dan kawan-kawannya saling bertukar pandangan, mencoba untuk menebak apa yang sebenarnya terjadi.

Erisa hanya khawatir kalau kehadiran Arga membuat setiap rencana untuk membuat Nara seperti gadis sial di setiap harinya akan selalu gagal.

Ya. Ia dan kawan-kawannya selama ini telah berhasil membuat Nara merasa tidak nyaman dan terisolasi, tapi sekarang dengan kehadiran Arga, rencana mereka sepertinya tidak akan mulus seperti dulu. 

Erisa merasa bahwa Arga mungkin akan menjadi ancaman bagi rencana mereka untuk membuat Nara menderita. Erisa dan kawan-kawannya tetap memperhatikan Nara dan Arga yang kini berlalu meninggalkan tempat. 

"Kita harus menyingkirkan si Arga!" Gumam Erisa menatap ketiga temannya.

Vita, Chika, dan Hani mengangguk setuju dengan ekspresi yang serius. Kecuali Lulu yang memang berapi-api, namun hatinya juga khawatir. 

Hani, Chika dan Vita saling memandang menatap Lulu dan sesekali mereka menahan tawa. Mereka tahu bahwa Lulu memiliki perasaan yang kuat terhadap Arga, dan sekarang dengan kehadiran Nara, Lulu merasa seperti telah kehilangan sesuatu yang berharga.

Erisa juga memperhatikan reaksi ketiga temannya, dan ia juga tidak bisa menahan senyumnya. "Lulu, lo jangan terlalu emosional," kata Erisa dengan suara yang lembut. "Kita harus fokus pada rencana kita untuk menyingkirkan Arga."

Lulu mengambil napas dalam-dalam, mencoba untuk mengendalikan emosinya. "Gue tahu... Gue tahu," kata Lulu dengan suara yang masih bergetar. "Tapi gue gak bisa ngebayangin kalau Arga pergi."

Erisa dan kawan-kawannya saling memandang. 

"Tapi... Kalian gak menyingkirkan Arga dari sekolah ini, kan?" Lulu menatap Erisa dengan mata memohon. "Soalnya... Akhir-akhir ini Arga penyemangat gue belajar di sekolah, tahu!"

Hani mendengus seolah lelah. "Capek gue ngadepin temen yang levelnya rendah. Apa kerennya si, si Arga. Cowok yang gak ada apa-apanya di Banding Langit sama temen-temennya!"

"Cabut, yuk!" Tambah Erisa. 

Lulu bergerak mengikuti mereka yang meninggalkan dirinya. "Ka-Kalian mau kemana?! Tunggu!"


****


Gue gak sabar pulang sekolah nanti.


Sebuah pesan masuk via grup WhatsApp Erisa kepada teman-temannya. 


VITA

Haha. Gue juga. 


HANI

By the way... Kejam gak si kita? 


CHIKA

Kali-kali... Kita kasih pelajaran, pelajaran sejarah yang gak pernah bisa kita lupain, guys! 


Erisa tersenyum puas. Istirahat tadi, ia sempat menemui Langit. Langit pun menjelaskan kepadanya bahwa yang membuat Nara terluka adalah kekasihnya. 

Hanya karena kamera yang rusak, kemarahan Langit mampu mewakili kepuasannya tuk membuat Nara menderita. Batin Erisa. 


ERISA

Gue pengen banget si Arga nyerah! By the way... @lulu lo kemana? 


"Lu, lo kenapa?" Vita meletakkan ponselnya di atas meja. Ia mendapati Lulu tengah meringis kesakitan menahan sesuatu. "Lu. Lo gak apa-apa kan?"

Erisa menoleh menatap Lulu. "Lo sakit?"

Lulu mengangguk. "Gue kayaknya dapet, deh! Perut gue gak kuat banget, sakit. Gue kayaknya mau pulang aja."

Erisa dan Hani saling menatap. 

"Au...!!" Lulu kembali meringis. 

"Gu-Gue anter lo ke UKS, ya." Tambah Chika. 

Lulu menggeleng menolak. "Gue gak mau ke UKS. Gue pengen pulang aja. Sopir gue udah jemput di depan."

Lulu mengangkat lengan ke udara. Membuat sang guru yang sibuk menatap layar laptop sembari menunggu hasil tugas siswa selesai, segera beranjak mendekati Lulu. 

"Ada apa, Lu?" Tanya Pak Ghani. 

Memancing sebagian mata tertuju pada perbincangan mereka. 

Lihat selengkapnya