ARGANTARA

essa amalia khairina
Chapter #9

KETIDAKPEDULIAN IBU

Nara di antar pulang warga ke rumah dengan kondisi yang mengkhawatirkan. Bajunya sobek dengan wajah sembab sedikit memar.

Sesampainya di rumah, Irma terkejut mendapati anaknya. Beberapa warga pamit berpulang lalu Irma segera menarik Nara masuk ke dalam rumah. 

"Darimana aja, kamu?!"

Nara hanya bisa menangis dan memeluk ibunya, tidak bisa berbicara kaBe masih dalam keadaan trauma. Arga. Hanya itu yang bisa ia pikirkan. Setiap keterangan yang Ia sampaikan di kantor polisi pun pikirannya masih membayangkan bagaimana kondisi Arga sekarang.

Irma melepaskan pelukan anaknya dan menyingkirkan tubuh malang itu darinya. "Kamu darimana, si?! Pulang-pulang... Pasti nih! Pasti bawa masalah. Iya, kan?!"

Nara membisu. Ia tak berani bicara kepada Irma. Ia hanya bisa tertunduk dan tak berani menatap sang Ibu yang terus memandangnya. 

Dulu, Nara pernah bicara kepada Irma perihal pembulian Erisa terhadapnya, Irma tak melakukan apapun untuk melindungi Nara dari kekejaman Erisa. Wanita itu justru memaki Nara bahwa Ia adalah gadis lemah dan payah. Dan, saat itu, ia merasa seperti jika Ia tidak memiliki tempat untuk berlindung dan tidak memiliki orang yang peduli padanya. 

Irma menoyor-noyor kepala Nara mengejutkan. "Kenapa diem aja?! Apa yang terjadi? Kamu buat masalah di sekolah?!"

Nara merasa seperti tengah di hukum dan tidak memiliki hak untuk membela dirinya. "Bu... A-Aku..."

Nara berusaha berbicara, tapi suaranya terputus-putus karena ragu. 

"Aku apa?!" Desak Irma. "Kalau ngomong tuh yang jelas!"

"A-Aku... Aku di buli di sekolah." Kata Nara dengan suara yang sangat pelan. "La-Langit... Langit bakar sepedaku, Bu."

Irma memandang Nara dengan nada marah dan kecewa. "Itu kan sudah biasa! Kamu gak bisa jaga diri kamu dengan baik! Dan soal Den Langit bakar sepeda, kamu? Kenapa bisa?!"

"Bu." Nara merasa sedih dan kecewa. Air mata yang berusaha ia tepis, perlahan menetes membasahi wajahnya lagi. "Se-Sebenarnya kemarin, aku..."

"Aku apa?!"

Nara tertegun. "Aku gak sengaja ngerusakin kamera Langit dan Langit marah besar, Bu. Maka dari itu, Langit... La-Langit buli aku di sekolah sampai buat aku dan temanku, terluka."

"Ya ampuuuuun, Nara. Kamu itu bodoh! Ceroboh!" Tandas Irma. "Jelas Den Langit marah besar karena kamu udah ngelakuin satu kesalahan besar!"

Nara merasa dia tak memiliki siapapun, termasuk ibunya sendiri. "Bu..."

"Kamu itu bisanya cuma bikin masalah! Bisa-bisa gaji Ibu bulan ini di potong sama nyonya besar untuk mengganti kamera Den Langit yang rusak."

Lihat selengkapnya