Nusantara. Tahun 1990
Ariana kecil duduk berpangku dengan sang Ayah di ruang tamu. Ia membuka sebuah buku antik yang penuh dengan segel. Di dalam buku tersebut terdapat banyak sekali penjelasan disertai gambar tentang sebuah Negeri yang tidak pernah dilihat oleh gadis berusia 6 tahun tersebut sebelumnya.
"Ayah, ini tempat apa?" tanya Ariana kecil.
"Ini Negeri Lemuria nak", Ariana pun membuka lembaran berikutnya.
"Yang ini apa?" lanjut gadis kecil itu yang memang pada seusianya ini penuh dengan rasa keingin tahuan yang tinggi.
"Ini kendaraan vimana dari Negeri Lemuria sayang", sahut Ayahnya lembut.
Gadis kecil itu pun mendongakkan kepalanya dengan ekspresi serius menatap sang Ayah. "Ayah Negeri Lemuria itu apa?"
Ayahnya tersenyum manis. "Negeri Lemuria itu adalah Negeri yang indah, kawasannya masih asri dengan banyak pepohonan yang lebat, namun juga berpadu dengan perkotaan yang modern".
"Modern itu seperti apa Ayah?" gadis kecil itu semakin penasaran.
"Modern itu canggih sayang, banyak alat transportasi yang bisa terbang, salah satunya Vimana ini. Disana teknologi sangat canggih luar biasa, tapi disana juga kehidupan berjalan selaras. Tidak ada orang miskin, dan tidak ada orang jahat".
"Wah!! Aku mau ke Lemuria!! Antarkan aku Ayah!" Permintaan gadis kecil itu membuat sang ayah tertawa lucu.
"Nanti pada saatnya tiba. Ariana pasti akan kesana", hibur Ayahnya.
Ariana kecil segera turun dari pangkuan Ayahnya dan berlari penuh semangat menghampiri sang Ibu yang sedang ada di dapur. "Asikkkk! Mama aku nanti ke lemuria!!" serunya.
14 tahun kemudian..
"Ariana, Tolong bantu Nenek menaruh kripik kripik ini ke warung warung sebelum kamu berangkat kuliah ya Cu..", pinta Nenek Sumi.
Nenek sumi adalah Nenek Ariana berumur 60 tahun yang merupakan Ibu kandung dari Almarhum Ayah Ariana. Ya, semenjak Ayah Ariana meninggal dan Ibu Ariana yang menghilang entah kemana sejak gadis itu berumur 10 tahun, Nenek Sumi lah yang mengambil tanggung jawab mengurus Ariana seorang diri.
"Iya Nek.. nanti kubawakan, aku mau masak telur dadar untuk kita dulu ya Nek.."
Sang Nenek mengangguk pelan. Gadis berkulit sawo matang itu berjalan menuju dapur yang sudah mulai reot tersebut.
"Mudah mudahan kamu nanti jadi orang beruntung ya Cu, maafkan Nenek tidak bisa memberi apa apa untukmu", batin Nenek Sumi bergumam lirih.
Setelah selesai menikmati hidangan sederhana yang berisikan nasi dan telur dadar serta air putih. Ariana pun berpamitan kepada sang Nenek untuk segera pergi kuliah sambil membawakan kripik-kripik Neneknya tersebut.
"Nek nanti kripiknya kutaruh di kantin kampus juga ya. Biar makin banyak pembeli kita".
"Jangan Cu. Nanti kamu semakin di ejek teman-temanmu".