ARINA dan Pangeran Edric: Petualangan panjang mempertahankan cinta di tengah badai perjuangan dan pemberontakan

aliakatarina
Chapter #4

1300 Tahun Aku Telah Menunggu

"Aku pulang jam dua belas nanti, ya," ucapku sekalian ingin berterima kasih. "Kamu baik banget, aku sangat berterima kasih."

Arina diam. Wajahnya mendadak murung. Aku jadi salah tingkah. Ia begitu membuatku labil dan susah mengambil keputusan cepat. "Kenapa diam?" tanyaku menyelidik.

Tapi Arina masih bisu. Hmmm ... aku jadi tidak enak.

"Aku mau urus dompetku yang hilang. KTP, SIM, ATM dan semuanya hilang ..." Arina diam. Aku menepuk pahanya yang sedang bersila di sampingku. Ia menoleh.

"Aku sendirian donk di sini?"

"Hmmmm ..."

"Kamu nggak senang di sini?"

Aku sekarang yang diam dan tak bisa menjawab. Aku sejujurnya senang sekali. Arina anak yang baik, ramah dan kami seolah sudah kenal lama sekali.

"Bukan begitu. Kan kamu tahu posisiku."

"Iya ... aku paham ...."

Mendapat jawaban begini aku bingung. Arina tak menolehku. Ia menunduk membaca majalah di hadapannya. Aku tidak tahu bagaimana melanjutkan obrolan.

Hening sejenak. Arina memecah kesunyian kami dengan pertanyaan.

Lihat selengkapnya