Ah, gelap!
Menghela nafas. Jari-jari terhenti di atas papan ketik. Sebuah wajah kurang tidur di depan layar laptop. Mata lelah dan penat berbaur, menghentikan imajinasi yang dirasakan seorang Jayarathi. Wanita yang lahir pada tahun 1981. Ia menghabiskan waktu akhir malam dengan menulis penggalan kisah Arjuna. Dua bab selesai. Cakravyuha dan Akshauhini. Tiba-tiba Jayarathi tanpa rasa kantuk, termenung sendiri.
Jayarathi bekerja sebagai designer grafis. Passion yang ia miliki lebih mengarah pada dunia tulis-menulis dan sinematografi. Ditambah kuliah yang sedang ia tempuh demi menggapai strata satu jurusan di bidang teknik informatika. Itu yang membuat Jayarathi dituntut multitasking. Merangkap segala aktifitas dalam empat ruang lingkup berbeda di waktu yang bersamaan.
Puncaknya, satu tugas besar untuk Jayarathi dalam menuntaskan kuliah. Menjalani proyek skripsi yang harus selesai akhir tahun 2019. Namun pada satu momen, Jayarathi mengalami titik buntu. Satu tema skripsi yang sangat menguras waktu, tenaga, biaya dan imajinasi, terbentuklah tajuk skripsi Pengembangan game berbasis web sebagai media informasi pengenalan tokoh wayang kepada siswa.
Sim Salabim. 'Sihir' Jayarathi mengolah proposal skripsi akhirnya berujung lulus untuk proses selanjutnya, yakni bimbingan skripsi selama satu semester. Minggu pertama jadwal awal pertemuan Jayarathi dengan dosen pembimbing. Namanya Sir Handry.
"Siapa saja tokoh wayang yang akan kamu kembangkan menjadi karakter utama game sebagai media informasi?" tanya Sir Handry.
"Sebagai tahap awal, saya akan mengangkat Pandawa dan beberapa tokoh wayang lainnya," jawab Jayarathi.
"Oke. Pandawa!" Sir Handry mengangguk-angguk bersemangat, mencermati obyek bahasan pengembangan dalam tema skripsi. Sembari ia sibuk membolak-balik berkas yang perlu dibahas saat itu.
"Karakter mana dari Pandawa yang pertama kali ingin kamu jadikan fokus dalam pengembangan game wayang?" satu pertanyaan itu belum terpikirkan sama sekali oleh Jayarathi.
"Perlu diingat satu hal, hasil skripsimu nanti akan menjadi bahan pengajuan beasiswa ke jenjang yang lebih tinggi. Saya sendiri yang akan merekomendasikan kamu. Jadi, tunjukkan nilai utama yang berhubungan antara produk skripsi dan bidang akademik teknik informatika," kata Sir Handry memberi saran.
Satu tugas ultimatum, memaksa Jayarathi berpikir keras. Semakin lelah menyita pikiran. Jayarathi hanya satu dari puluhan mahasiswa yang proposal skripsi diterima dengan mulus dan cepat. Sir Handry sebagai dosen pembimbing tampak antusias memeriksa proposal Jayarathi. Namun proses selanjutnya, menjadi satu tantangan sulit untuk Jayarathi.
"Boleh saya pikirkan lebih lanjut, Sir? Saya butuh waktu," Jayarathi tampak ragu.
"Masih bingung menentukan karakter utama?" Sir Handry seakan menuntut satu kepastian lebih cepat.
"Lima dari Pandawa, itu karakter utama. Saya pun bingung siapa yang pertama dikembangkan," lelah jawaban Jayarathi kedengarannya.
"Baiklah. Kalau begitu, segera kirim progres melalui email dan kita akan lanjut pada jadwal bimbingan minggu depan," tegas Sir Handry.