Arjuna

Istuti
Chapter #10

Seteru

Matahari hampir tumbang di ufuk barat. Juna baru saja sampai di rumah Wisnu. Beristirahat di teras depan rumah. Terlihat kakak iparnya sedang menyiram tanaman.

"Kau makanlah dulu," tawaran Wening tanpa menoleh.

"Udah tadi, Kak. Di kampus. Kak Satria kemana?"

"Terlalu lama menunggumu, mana dia sabar?"

"Iya, tadi agak macet. Ada kecelakaan di simpang jalan bawah fly over."

"Innalillahi. Terus bagaimana? Parah?"

"Nampaknya cukup serius. Sudah ditangani polisi."

"Kamu hati-hatilah saat berkendara, Jun. Jangan ngebut."

"Siap, Kak. Insyaallah."

"Bagaimana kuliahmu?"

"Alhamdulillah lancar."

Basa-basi seperti biasa. Tidak ada pembicaraan cukup serius. Juna merebah di lantai. Hari ini sungguh melelahkan. Lelah fisik. Lelah hati.

-Mengejar bahagia-

"Dih! Lebay," spontan meluncur dari lisan Juna.

"Apaan Jun?" Wening yang mendengarnya terpaksa menoleh.

"Eh, enggak Kak. Biasa."

Sunyi. Hanya terdengar gemericik air menyapu daun dan rumput. Sesekali bunyi patahan ranting kecil oleh tangan Wening. Juna memainkan jemari di layar ponsel. Mencari seseorang. Tepatnya, mencari update status seseorang. 

-Terimakasih untuk hari ini, Kak-

Emoticon love. Banyak.

Hhhh! 

Juna membuang napas. Habis.

Ada sesuatu yang tiba-tiba patah. Rasanya, dia telah kalah.

Lihat selengkapnya