Arjuna

Istuti
Chapter #13

Rombusa

"Hai, Jun," sapa seseorang di ujung tangga lantai dua gedung dekanat.

"Oh hai, Oom Joni. Mau istrirahat, Om?"

Oom Joni, seorang pegawai administrasi. Tetangga selang dua sebelah rumah Juna. Sepupu jauh dari ibu Juna. Nampak buru-buru akan meninggalkan kantor. 

"Belum, Jun. Ada berkas yang harus Oom ambil di gedung sebelah," sahutnya sembari menunjuk dengan ujung dagu.

"Oh, silakan Oom."

"Kamu ada perlu apa?" tanya Oom Joni melihat berkas di tangan Juna. "Ijin penelitian?"

"Iya, Oom. Berkas penelitian Prof Hendri."

"Oke, masuklah. Temui Bu Retno, biar dibantu. Oom pergi dulu, ya?"

Juna mengangguk sambil menyambut jabat tangan Oom Joni. Sedetik kemudian dia sudah di ruang Bu Retno. Beliau meneliti berkas sebentar, membubuhkan tanda, kemudian mengangsurkan kembali pada Juna.

"Mumpung Pak Dekan belum pergi rapat, kamu segera ke ruangannya ya, Jun. Biar beres hari ini."

"Siap, Bu. Terimakasih." Juna menerima berkas kemudian menuju lantai tiga untuk tahap selanjutnya. 

Tak sengaja telinga Juna menangkap suara. Seperti seseorang sedang dalam pembicaraan telepon. Tepatnya, video call. Karena suara di seberang juga bisa terdengar. Juna berhenti. Memasang telinga lebih tajam. Ia merasa wajib mendengarnya.

"Aku tidak paham dengan maksud Pak Baskoro itu. Coba kamu urus saja dulu."

"Tapi Pak, beliau meminta bukti APHT dan AJB milik Bapak."

"Nanti, tunggu aku pulang. Jangan memberikan apapun sebelum aku datang."

"Siap, Pak."

Hening. Percakapan usai. Terdengar ketukan bolpoin di benda, semacam meja.

"Dasar pengacara nggak jelas. Awas saja kalau berani berurusan denganku," gerutuan yang lebih mirip ancaman.

Juna tertegun. Matanya melihat ke papan nama di atas pintu yang setengah terbuka. Dari sanalah ia mendengar percakapan itu.

Baskoro? Alisnya mengernyit. Hampir beradu. Mungkinkah? Suatu kebetulan yang tak diduga. 

Lihat selengkapnya