Berharaplah engkau mendapatkan sahabat sejati yang tak luntur baik dalam keadaan suka ataupun duka. Jika itu engkau dapatkan, berjanjilah dalam hatimu untuk selalu setia padanya.
-Imam Syafi'i
Ahad pagi yang begitu sejuk. Juna mengencangkan jaketnya rapat-rapat. Matahari sedang mengintip malu di sebalik bukit. Membuat lantai masjid kampus semakin dingin menggigit.
Suara Ustaz Raihan mengalun merdu. Menghanyutkan hati sesiapa yang hadir di majelis itu. Membuai otak di kepala untuk tertunduk syahdu. Membiarkan setiap helai kapiler darah melantun tasbih.
Kedamaian terasa lembut memeluk raga. Sungguh, dunia hanyalah fatamorgana. Juna merasakan hatinya lebih ringan. Dada yang lebih lapang. Betapa tidak ada artinya segala berat dan cobaan, ketika dirangkul ketabahan.
"Sahabat sejati itu hadir untuk merangkul, menjaga, dan memperbaiki kualitas hidup kita."
Ustaz Raihan menjeda tausiah. Memberi kesempatan jiwa untuk meresapi kalimatnya.
"Merangkul, saat diri jatuh dalam duka. Saat cobaan hidup berat mendera."
Hening. Seolah ada gelembung memori muncul di atas kening. Memutar kejadian demi kejadian yang telah berlalu.