Arjuna

Istuti
Chapter #24

Cokelat Susu

Gemericik air menimpa pipa bambu. Mengalir lembut menyusuri setengah diameter lingkarannya. Tiba di ujung saluran, air mendarat manis di lengan kincir kecil. Membuatnya berputar lincah centil.

Tek tek tek!

Gerakan kincir dihubungkan dengan beberapa batang stik bambu. Yang tiap kali berputar, stik itu akan memukul gendang mini. Menghasilkan alunan ritmik yang unik. 

Juna sedang menikmati orkestra buatan itu. Bersanding dengan secangkir kopi pahit. Ditemani senja yang mulai menghiasi langit. Mengembarakan hati dan pikiran entah ke mana.

"Assalamu'alaikum." Salam yang sebetulnya pelan. Namun sanggup membangunkan Juna dari lamunan.

"Wa'alaikumussalam ...," jawab Juna sembari menoleh ke sumber suara. 

Jleb!

Pandangan Juna serasa dipaku kanan kiri. Tak bisa sekadar berkedip meyakinkan diri. Sosok dihadapannya membuat Juna terpana. Tak bisa berkata-kata.

"Hai! Kenapa memandangku seperti melihat hantu?" Kibasan tangan Wulan di depan muka Juna membuatnya tersentak.

"Oh. Hai! Kenapa?" jawab Juna asal.

"Kak Juna yang kenapa. Aku bukannya disuruh duduk malah dilihatin doang."

Juna tersenyum menyadari kekonyolannya. Mempersilakan Wulan untuk duduk. Gadis manis yang telah melukis pelangi di hati. Mewarnai hari-harinya hingga kini. Memberi bukti bahwa cinta itu ada. Nyata.

Sore ini bukan kali pertama mereka bertemu. Namun penampilan Wulan sungguh buat Juna terpana. Begitu anggun dengan rok warna coklat susu. Berpadu dengan kemeja putih tulang. Cantik. Seperti biasa. 

Lihat selengkapnya