Cinta sejati, akan menuntun tiap langkah kaki mendekat menujunya.
-Istie
Gugusan rasi bintang ursa mayor terlihat jelas di langit kelam. Konstelasi yang ditemukan oleh astronom Aleksandria asal Yunani, Ptolomeus. Bentuknya yang unik terdiri dari konfigurasi tujuh bintang. Dapat dijumpai sepanjang tahun di langit utara.
Kinan duduk seorang diri. Memandang berjuta bintang memenuhi langit malam. Indah sekali.
Ia biarkan imajinasinya mengangkasa, menelusup di sela kerlip. Lalu ia hubungkan tiap titik dengan garis khayal. Konstelasi bintang tujuh. Andai di tiap titik memiliki penghubung yang jelas, maka ia akan sangat bermakna dalam dunia astronomi.
Kinan hanya ingin mencari makna. Di sebalik simpul yang dia temukan di langit hatinya. Tak banyak, tetapi mengapa simpul itu susah teruraikan? Atau mungkin, ia yang takut menerima kenyataan di balik simpul itu?
"Kinan," panggil Juna, disuatu siang yang hangat. Di sebuah resto yang juga bernuansa hangat. Menunggu klient yang masih terjebak kemacetan jalanan kota.
"Iya, Pak?" Kinan menjawab pelan. Kerumunan tanda tanya memenuhi matriks otaknya.
"Apakah kau senang bekerja di Halalfood?" Jemari Juna masih sibuk di atas tuts keyboard laptop.
"Tentu saja, Pak."
"Kenapa?"
"Apanya yang kenapa?" Kinan mendadak bingung.
"Bukankah kamu merasa tertekan dengan sikapku?"
Kinan sama sekali tak tahu arah pembicaraan itu. Dia tak ingin menerka. Khawatir salah merespon pertanyaan Juna.
Dia hanya ingin menikmati saja kebersamaan yang sempit ini. Ah, mengapa mesti bersama Juna dalam kondisi seperti ini? Kenapa harus ada tanya 'kenapa'?