28 November 2019.
“Ata! Ayolah, Ta. Ikut ya? Please, Ta,” Fiona menangkupkan kedua tangannya di depan wajah Ata. Sudah 5 menit berlalu dan Fiona masih terus memohon Ata untuk mengabulkan permintaannya hari ini.
“Nonton film cuma 2 jam kok, Ta. Ikut ya?” bujuk Fiona lagi. “Nanti aku belikan 1 bucket ayam goreng KFC deh.”
Tawaran terakhir dari Fiona membuat Ata mengangkat wajahnya dari meja. Sejak tadi perempuan itu mencoba tidur sebentar setelah melewati kelas arsitektur forensik yang cukup melelahkan. Fiona langsung tersenyum lebar begitu melihat Ata tertarik dengan tawarannya. Ia sangat memahami sahabatnya itu. Fiona sudah hafal jika Ata akan sulit menolak tawaran berupa makanan kesukaannya, apalagi ayam goreng dari restoran cepat saji kesukaannya itu.
“Nonton film aja?” tanya Ata sambil menyipitkan matanya dan menatap Fiona dengan penuh selidik. Fiona mengangguk dengan semangat. Ata berdecak lalu mengambil tasnya dan pergi keluar kelas meninggalkan Fiona yang termangu di tempat duduknya.
“Katanya mau nonton. Jadi enggak?” ucap Ata dari depan kelas.
“Tungguin bentar, Ta!” dengan cepat Fiona langsung bergegas menyusul sahabatnya itu.
Perempuan itu benar-benar tidak dapat menyembunyikan rasa senangnya. Tapi eskpresi wajah Fiona mendadak berubah begitu ia mengingat rencananya. Ia yakin jika Ata pasti tidak akan menyukai acara nonton film ini. Pasalnya, nanti akan ada dua hal yang Ata tidak sukai. Pertama, Fiona sudah terlanjur membeli tiket film horor, genre yang dibenci Ata. Kedua, keikutsertaan orang asing. Fiona yakin, Ata pasti akan marah karena hal kedua.
.....
Sejak berjalan dari parkiran motor, Fiona tidak henti-hentinya mengajak Ata mengobrol tentang apapun. Diskon di supermarket, review film yang sedang ramai ditonton, ataupun perkuliahan yang baru selesai dilakukan. Meskipun Ata hanya menjawab dengan gelengan atau anggukan, tapi ia tertawa kecil beberapa kali. Fiona cukup senang ekspresi sahabatnya itu. Dalam hati ia berdoa semoga Ata bisa meredam sifatnya yang temperamental itu hari ini.
Senyum dan raut bahagia Ata langsung sirna begitu ia tiba di bioskop. Ata tidak mengira jika Fiona telah membeli tiket untuk menonton film horor. Ata sadar betapa bodohnya dirinya karena lupa menanyakan film apa yang ingin Fiona tonton. Ia juga baru sadar karena tidak bertanya tentang siapa saja yang Fiona ajak. Di depannya kini sudah ada dua orang asing yang tidak ingin ia temui. Bena dan Gara.
“Kamu nonton The Shining enggak, Ta? Doctor Sleep ini sekuelnya,” papar Fiona dengan semangat selagi menunggu pintu teater 1 dibuka. Ata hanya menggeleng. Buat apa ia menonton film horor kalau itu adalah genre yang paling ia benci. Semua yang berbau horor, entah di buku atau di film, pasti bisa membuat Ata sulit tidur pada malam hari.
“Kok mau ikut nonton?” tanya Gara yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Ata. Ia lalu memberikan sekotak popcorn pada Ata. Ata yang sedikit kaget reflek menolak dan memilih untuk menjauh beberapa langkah. “Kamu kan takut nonton film horor, Ta.”
Ata termangu sambil menatap Gara bingung. Sesaat kemudian ia langsung mengalihkan pandangannya. Lagi-lagi Gara mengetahui hal kecil tentang dirinya yang bahkan Fiona lupa.
.....
Dari 4 tiket yang telah dibeli, Ata memilih kursi yang terletak di pinggir. Ada 2 kursi kosong di samping kirinya. Sementara Fiona, Bena dan Gara duduk di sebelah kanan Ata. Sebelum lampu bioskop dipadamkan, Gara sempat mencuri pandang ke arah Ata. Ia hanya ingin memastikan perempuan itu baik-baik saja.