ARRA

Alvina Yosefi
Chapter #3

Chapter 2

Bukan berarti yang kuat tidak punya sisi lemah.

_____________________

Jam pelajaran terasa bagi Cara yang hanya diam mematung seraya mendengarkan celotehan guru yang mengajar didepan sana. Ia bosan, biasanya ketika ia merasa bosan Cara akan keluar kelas bersama ketiga sahabatnya dengan alasan ke toilet dengan alhasil tidak kembali ke kelas selama jam pulang sekolah belum berakhir.

Kini ia mendekam dikelas karna ulah cowok disebelahnya. Masih ingat ketika Cara dipaksa duduk disebelah Arka dengan teman sebangku cowok itu harus duduk di bangkunya seraya mengawasi ketiga sahabatnya. Ia merasa seperti tahanan yang selalu diawasi oleh si penjaga.

"Ish. Lama banget ga bel bel. Itu yang bunyiin bel nya lagi ngantuk kali ya makanya bel nya ga dibunyiin." Gerutunya dengan suara pelan. Meski pelan Arka mampu mendengarnya.

"Berisik." Cibir Arka dengan nada sama pelannya.

Mendengar Arka mengeluarkan suaranya membuat Cara melirik sinis.

Beberapa menit bel berbunyi penantian seorang Caramel terkabulkan. Dengan semangat empat lima ia bangkit menghampiri ketiga sahabatnya yang duduk di bangku paling belakang dan mengajak mereka untuk mengisi perutnya yang kosong sedari pagi.

Jangan tanyakan kenapa Cara tidak sarapan dirumah padahal ia kaya pasti makanan sudah disiapkan oleh pembantunya. Mana mungkin Cara mau makan bersama mereka yang seolah tak menganggap ia ada. Kalau ia tetap memaksa ingin ikut makan bersama mereka maka yang ada hanya pertengkaran yang membuat lukanya kembali menganga. Lebih baik ia menahan lapar dari pada harus menabur garam pada lukanya.

"Gue laper, ayok ke kantin." Kata Cara ketika sampai di meja para sahabatnya. Dibalas anggukan oleh mereka.

Sampainya di kantin Cara beserta ketiga sahabatnya berjalan ke meja dimana biasanya mereka duduki kini telah dihuni oleh adik kelas. Cara yang melihat itu langsung menggebrak meja cukup kencang hingga semua perhatian para siswa siswi tertuju pada mereka.

Lihat selengkapnya