Oh, tiada yang hebat dan mempesona
Ketika kau lewat di hadapanku
Biasa saja ~
(Nuansa Bening - Vidi Aldiano)
Hujan masih turun dengan derasnya ketika bel tanda sekolah berakhir berbunyi. Aku menghela napas melihat hujan yang enggan berhenti sebentar saja.
"Oi! Ngelamun aja." Trisna menepuk pelan bahuku.
"Na! Bikin kaget aja."
"Lagi ngelamunin apa sih? Guru magang baru itu ya?" Goda Trisna.
Kucubit pelan lengannya. Bagaimana dia bisa tahu sih kalau aku naksir guru baru itu.
"Ngaco! Gue lagi mikirin gimana gue pulang." Kilahku.
"Ah, bohong banget. Kalau hujan tinggal minta jemput si Kris aja. Kan lo pacarnya dia bukan?"
"Hush! Gue sama Kris gak pacaran, ya!"
"Kalau dia tetap di Bandung, lo pacaran kan sama dia?"
Aku terdiam sesaat kemudian mengangkat bahuku.
"Jadi mau ikut gue gak?"
"Jangan jadi ngerepotin elo. Tempat les gue gak searah sama rumah lo."
"Gak apa-apa. Lo bolos aja. Kita jalan-jalan yuk."
Dengan cepat ku tekan tombol angka di ponselku. Segera ku telepon guru lesku untuk membatalkan jadwal les hari ini. Dengan alasan hujan yang tak mau berhenti. Setelah menutup telepon, aku dan Trisna segera berlari menembus hujan menuju mobil Trisna.