"Limbah kulit pisang....uhuk-uhuk," lanjut Sugiono, namun tenggorokannya terasa gatal dan panas.
"Uhuk..uhuk..uhukk," Sugiono batuk yang cukup menyiksa.
"Mohon maaf bapak ibu," kata Sugiono, ia kembali meminum susu putih yang ada di hadapannya. Dengan harapan, tenggorokannya lega dan tidak lagi batuk.
"Oke. Jadi, limbah kulit pisang turut berkontribusi da...da..dalam..," ujar Sugiono.
Pandangan mata sang Aktivis Lampung Environment Watch tersebut mulai kabur. Kepalanya pusing hebat dan terhuyung-huyung. Ia letakkan mikrofonnya di meja dan kini tangan kanannya memegang dadanya.
Tak sampai 1 menit, Sugiono terjatuh ke belakang dan kepalanya membentur lantai keramik.
"Pak Sugiono, anda kenapa ?" tanya para hadirin yang duduk di sekitarnya panik bukan main.
"Arrrrrgggggghhhh...panas. Sakit...," ucap Sugiono sambil mengerang kesakitan memegang dadanya.
Sontak, para hadirin mendekat ke Sugiono yang hampir meregang nyawa di ruangan tersebut, termasuk beberapa orang perwakilan PT. Banana Succeeded yang terkejut atas apa yang terjadi di hadapan mereka.
Ada yang sibuk memberikan minum air mineral ke Sugiono, ada yang mencoba mengusap dadanya dengan minyak kayu putih, ada yang menelpon ambulans agar sang Aktivis bisa segera dibawa ke rumah sakit, dan ada pula yang memberi ucapan semangat ke Sugiono,
"Tahan ya pak. Sebentar lagi ambulans dateng kesini untuk bawa anda ke rumah sakit," ucap seorang perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Lampung Tenggara alias Pemkab Lamgara.
Di sisi lain, aparat keamanan yang berjaga turut berupaya mengendalikan situasi agar para hadirin tidak panik.