ARSHERA

Ayu Setya Rini
Chapter #4

BAGIAN KETIGA

"Sebenci-bencinya kamu terhadap suatu hal, suatu hari kamu akan menyesalinya, dan tak akan pernah bisa memperbaikinya lagi."

-Hera Alagna-

|~•~•~•~•~|

TAP! Hera menutup pintu kulkas sembari terus bergumam.

"Kenapa cowok itu selalu ada di pikiran aku, sih?"

Hera menuang secangkir air dingin pada gelas kecil di atas meja, sembari terus menghela napas panjang seperti menunjukkan betapa beratnya hari ini. Setelah dirasa cukup, ia menaruh botol berisi setengah air dingin itu di samping gelasnya sedikit keras.

"Seharian muter-muter di kepala."

Sorot mata Hera tiba-tiba tertarik untuk memperhatikan sebuah benda di samping botol minuman. Tangannya beralih mengambil sebuah topi yang semalam benar-benar membuatnya ingin meledak. Ia memperhatikan topi tersebut sembari mengernyit bingung. Aneh memang, menaruh topi di atas dapur, bagaimana lagi, Hera tak sempat menahan gejolak hausnya semalam saat sudah kembali dari taman, dan lupa jika ia sedang membawa topi pulang.

"Aku sakit, ya?"

"Tapi apa nama penyakitnya kalau gejalanya kek gini? Nggak, ah."

"Dia siapa, sih ..." Gumam Hera gelisah setengah hati. Ia menaruh topi itu kembali, dan mulai minum dengan tergesa-gesa, selesai, Hera berjalan menaruh gelas itu ke tempatnya kemudian melanjutkan tujuan untuk pergi menemui bantal tercinta. Dan begitulah, topi baseball itu tetap stay nyaman di atas meja dapur. Pfft, Hera terkadang memang ceroboh.

CKLEK

Ngeong!

Hera membuka pintu kamar namun, sebentar, ia menghentikan langkah dengan tangan yang masih memegang kenop pintu. Dirinya mendengar sebuah suara dari arah pintu utama, seperti ... Mengeong? Seketika ia terkejut, kemudian segera berjalan menemui pintu utama.

"Jangan-jangan ...."

Hera membuka pintu perlahan-lahan, dan terpampanglah seekor kucing imut bernama Jung sedang duduk manis di atas lap kaki rumahnya sembari mendongak menatap Hera begitu lama.

"Haciuuuh!"

Spontan gadis itu segera menutup hidung sampai mulutnya, kemudian berjongkok di hadapan Jung sembari tersenyum.

"Hey, k-kamu mau main ke rumah aku, ya?" Tanya Hera mencoba membenarkan pertanyaannya sendiri dengan mengangguk-angguk sembari tertawa kecil. Pasalnya Jung tidak mau berbicara—karena memang kucing—dan malah memandangi Hera terus-menerus.

"Emm ...." Kini Hera sedikit memeras otak. Jika ia membawanya masuk, dan nanti bulu-bulu Jung akan rontok juga menempel pada sesuatu di dalam rumah, bisa dipastikan ia tak akan bisa tidur dengan tenang. Namun, Hera juga tidak mau dicap sebagai pembenci hewan atau semacamnya. Ya sudahlah, apapun resikonya, Hera tetap masa bodoh.

Hera berdiri, melebarkan pintu agar Jung dapat masuk. Ia menghela napas panjang sebab bersiap-siap untuk semuanya. "Silakan masuk, Jung."

Ngeong!

Lihat selengkapnya