Arsiteku

Zidane Syamsudin Noordiyanto
Chapter #4

Duka Pertama

Pada kesempatan kali ini Idan mendapatkan mata kuliah yang sangat penting dibandingkan dengan mata kuliah lainnya karena mata kuliah ini yang menjadi pedoman untuk menjadi desainer bangunan dan nama mata kuliah tersebut bernama studio perancangan, terdapat enam sampai delapan tingkat dalam mata kuliah studio perancangan tergantung dengan kampus, namun, pada kampus tempat Idan belajar terdapat enam tingkat studio perancangan semakin tinggi tingkatnya semakin sulit juga desainnya.

Seperti biasa Idan sudah datang ke kampus sebelum perkuliahan dimulai karena Idan tahu hari ini akan mulai belajar mendesain bangunan Idan pun sudah mempersiapkan semua peralatan untuk mengikuti mata kuliah ini seperti, penggaris segitiga, pensil, penghapus, kertas A4 dan A3 bahkan krayon warna pun dibawa, dan dengan senang Idan pun berkata dalam hatinya,

"Mantap, hari ini mulai mendesain bangunan, udah lama nunggu saat - saat ini", ucap Idan dalam hati.

Sebelumnya Idan telah mengikuti beberapa mata kuliah seperti mata kuliah struktur, bahan bangunan, dan gaya arsitektur sehingga, Idan sudah mempunyai dasar - dasar teknis dalam mendesain.

Pukul 08.10 dosen pun datang dengan membawa peralatan gambar yang cukup banyak beberapa mahasiswa pun berinisiatif membantu dosennya salah satunya adalah Sugianto yang sangat sigap membantu dosen tersebut.

Setelah menata peralatan gambar di atas meja dosen pun memperkenalkan dirinya, namun sebelumnya, Idan sudah mendapatkan gambaran terhadap dosen tersebut karena sempat berpapasan saat berada di tempat parkir dan pandangan awal Idan terhadap dosen tersebut adalah seorang wanita berumur sekitar 40 - 50 tahunan, ramah dan penyabar, dan rendah hati yang bisa dilihat dari cara bicaranya kepada staff kampus sewaktu berada di tempat parkir yang sangat ramah dan santun.

Bu dosen pun memperkenalkan dirinya,

"Halo anak - anak, maaf saya manggilnya anak - anak karena sepertinya saya yang paling tua di dalam kelas ini" ucap bu dosen dengan ramah.

"Enggak kok bu, Idan yang paling tua disini", celetuk Ari sambil menunjuk ke Idan.

("mahasiswa lainnya pun tertawa")

"Kampret nih bocah ep ep",ucap Idan dalam hati sambil ikut tertawa.

"Haha gk kok keliatan masih muda masnya", jawab bu dosen sambil menatap ke arah Idan.

"Ok baiklah, nama ibu adalah Ibu Siti Fatimah, boleh panggil Bu Siti atau Bu Fatimah tapi orang sering panggil ibu yaitu Ibu Siti tapi seterah mahasiswanya panggil senyamannya aja yang penting sopan aja, ibu tinggal di deket kampus jadi klo ada perlu konsultasi tugas bisa kerumah ibu", ucap Bu Siti dengan ramah.

"Ibu akan mengajar mata kuliah studio perancangan, dan mungkin mata kuliah ini akan panjang durasinya jadi mungkin siapkan kondisi kesehatan saja, dan selama belajar mata kuliah studio perancangan adek - adek semua rileks saja jangan tegang kalo tidak tahu tanya saja, Baik", ucap Bu Siti.

"Untuk mempermudah pembelajaran lebih baik mari kita saling kenal karena tak kenal maka tak sayang, baik ibu panggil satu per satu lalu perkenalkan diri masing - masing ya ",ucap Bu Siti sambil membuka buku absensi mahasiswa.

"Baik bu",jawab mahasiswa.

Setelah beberapa menit terlewati sesi perkenalan pun selesai dan Bu Siti memulai memperkenalkan mata kuliah studio perancangan kepada mahasiswanya, Bu Siti menjelaskan bahwa dalam mata kuliah studio perancangan akan mempelajari bagaimana awal mulai desainer bangunan atau lebih kerennya disebut arsitek mencari sebuah ide gagasan, mencari akar permasalahan sampai menemukan solusinya, menemukan konsep desain yang cocok, yang terakhir bagaimana menerapkan semua data - data tersebut pada desain bangunan yang akan dibuat.

"Oh iya sebelumnya ibu minta maaf karena untuk sekarang ibu mengajar menggunakan papan tulis dulu karena laptop ibu sedang diperbaiki",ucap Bu Siti sembari menulid di papan tulis.

"Ohh, ga papa bu santai aja", sahut Ari dengan pede.

"Buset nih orang gk ada malu - malunya pisan",ucap Idan dalam hati.

"Ok jadi untuk tahap awal akan banyak bermain dengan data - data dan analisa - analisa", ucap Bu Siti sembari menulis di papan tulis.

Selagi Ibu Siti fokus menulis materi di papan tulis Idan mulai mencari - cari gambar - gambar bangunan keren melalui handphonenya secara diam - diam, dan ketika Ibu Situ mulai menjelaskan kembali materi yang baru ditulis Idan pun kembali fokus ke materi, kebiasaan Idan ini telah muncul karena Idan merasa lelah menulis materi yang sangat banyak ditulis atau disampaikan oleh dosen sehingga, Idan berinisiatif untuk menfotonya saja karena lebih efisien dan aman serta bisa dibagikan ke mahasiswa lainnya, dan ternyata kebiasaan ini tidak hanya Idan saja yang melakukan tapi beberapa mahasiswa di dalam kelas melakukannya terutama mahasiswa yang malas menulis seperti Idan, Ari, dan beberapa mahasiswa lainnya, namun untuk mahasiswa perempuan, Doni dan, Sugianto sangat rajin dan rapi dalam menulis materi dosen.

Melanjutkan pembelajaran mata kuliah studio perancangan, Bu Siti mulai memberikan mahasiswa tugas pertama yaitu mendesain sebuah rumah tinggal satu lantai dengan lahan yang sudah ditentukan oleh Bu Siti, berlokasi di daerah Depok dengan lahan berukuran 10 meter x 10 meter. Beberapa mahasiswa pun mengajukan beberapa pertanyaan terkait tugas yang diberikan,

"Bu Siti, apa lokasinya sama untuk setiap mahasiswa ?", tanya Doni

"Iya Doni, untuk tugas pertama lokasi dan ukuran lahan ibu samakan agar mahasiswa mudah belajar bersama - sama, namun untuk kedepannya mungkin akan berbeda - beda setiap mahasiswa", jawab Bu Siti.

"Bu, apa perlu terjun langsung ke lapangan?", tanya Herman.

"Bagus kalo bisa survey langsung biar mendapatkan data - data yang akurat", jawab Bu Siti.

"Tapi Bu Siti, saya susah untuk mencari waktu survey karena terhalang pekerjaan", ucap Ari.

"Nah, karena masih awal - awal, mahasiswa bisa bekerja sama untuk mencari data - data tersebut, jadi misal yang bisa survey hanya 3 mahasiswa sedangkan mahasiswa yang lainnya bisa mencari data - data pendukung melalui internet, sehingga jika sedang berkumpul bersama bisa saling berbagi data",usul Bu Siti.

"Nah siapa yang bisa survey nih ?", tanya Ari sambil melihat ke arah mahasiswa lainnya.

"Dan, mau gk survey bareng gw, lo lagi gk kerja kan ?", ajak Doni kepada Idan.

"Boleh deh sekalian belajar survey lapangan", jawab Idan.

"Siiip",ucap Doni.

"Tapi cuma berdua aja nih mas ?", tanya Idan.

"Gk tau nih, yang lain pada mau ikut ato nggak, tapi gapapa lah Dan berdua juga bisa kok", jawab Doni sambil mencatat materi Bu Siti.

"Ok deh siap, saya ikut aja",jawab Idan.

Doni pun mengajukan diri kepada Bu Siti untuk melakukan survey ke lapangan bersama dengan Idan,

"Bu Siti, saya dengan Idan bersedia melakukan survey lapangan", ucap Doni dengan semangat.

"Ok, Baiklah, kapan mau surveynya ?", tanya Bu Siti.

"Masih belum tau nanti rencananya dibicarakan", jawab Doni.

"Oh iya bu, untuk data - data yang akan diambil apa saja ya saat melakukan survey lapangan", tanya Doni.

"Ada beberapa infomasi yang perlu dicari saat melakukan survey ke lapangan, pertama yaitu kondisi lingkungan, arah angin dan matahari, bangunan apa saja yang berada disekitar lokasi, kondisi lahan, kondisi lalu lintas di sekitar lokasi, dan masih banyak lagi. Mas Doni bisa mengembangkan sendiri nanti apa saja informasi mengenai lahan tersebut", jawab Bu Siti dengan ramah.

"Cari sebanyak - banyaknya data yang berkaitan dengan lokasi lahan nanti di analisa bersama - sama agar lebih mudah mahasiswa memahami tahapan - tahapan awal dalam mendesain",sambung Bu Siti.

"Baik Bu, terima kasih masukannya", jawab Doni.

"Baik anak - anak apa ada yang masih ingin bertanya ?", tanya Bu Sri.

"Tidak bu", jawab mahasiswa.

"Ok kalo tidak ada yang bertanya ibu akhiri perkuliahan hari ini, semoga sukses dan untuk yang ingin survey ke lapangan hati - hati utamakan keselamatan", ucap Bu Siti dengan tersenyum.

"Baik bu, terima kasih", jawab mahasiswa.

Mata kuliah studio perancangan pada pertemuan pertama pun berakhir, namun jam menunjukan pukul 12.00 siang, Idan, Doni dan Sugianto pun seperti biasa langsung menuju ke mushola untuk melaksanakan Solat Zuhur yang dilanjutkan makan siang, namun, ada yang berbeda dari sebelumnya, kondisi kantin kampus yang cenderung sepi hanya terdapat beberapa mahasiswa yang sedang asik ngobrol. Kesempatan emas ini pun tidak dilewatkan begitu saja oleh Doni, Idan, dan Sugianto untuk mencoba makan di kantin kampus.

Lihat selengkapnya