Arsiteku

Zidane Syamsudin Noordiyanto
Chapter #5

Menjadi Arsitek

Pada sebelumnya Idan mengalami banyak kendala selama perjalanan mengumpulkan data informasi lahan yang akan digunakan sebagai lokasi desain.

Pada pertemuan selanjutnya untuk mata kuliah studio perancangan, Idan dan mahasiswa lainnya pun mulai menyiapkan data - data yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber untuk mulai dianalisa, namun, data yang paling akurat adalah data dari hasil survey lapangan maka data milik Idan yang paling dibutuhkan, sehingga Bu Siti sempat menanyakan kepada Doni dan Idan terkait data - data kondisi existing lahan, secara otomatis Doni menanyakan kepada Idan tentang data tersebut,

"Doni, gimana surveynya kemarin? apakah sudah dapat data informasi lahannya?", tanya Bu Siti kepada Doni.

"Sudah Bu Siti ", jawab Doni sambil tersenyum seperti biasa.

Idan yang mendengar hal tersebut merasa sangat kesal karena Doni menjawab pertanyaan tersebut seperti tanpa merasa bersalah sedikitpun. Secara tiba - tiba Doni pun memastikan dengan bertanya kepada Idan terkait survey lapangan kemarin,

"Dan, gimana? udah selesaikan surveynya kemarin? ", tanya Doni sambil tersenyum.

"Sudah", jawab idan dengan nada datar.

"Ok, lengkap gk? sesuai dengan email kemarinkan? ", tanya Doni.

"Ya", jawab Idan dengan singkat.

"Sip", ucap Doni sambil mengacungi jempol.

Idan pun memberikan file data - data tersebut menggunakan flashdisk kepada Doni, Doni pun menyerahkan data tersebut kepada Bu Siti dengan sangat percaya diri.

"Ini bu datanya, kami menyimpannya pake flashdisk ", ucap Doni.

"Hah, kami? ", respon Idan dalam hati dengan kesal.

"Ok, tidak apa apa, ibu juga udah bawa laptop, oh iya Doni bisa bantu ibu nyalakan infocus", ucap Bu Siti sambil menyalakan laptop.

"Ohh, tentu bisa bu ", jawab Doni dengan semangat.

Selagi menunggu Doni mencoba menyalakan infocus, Bu Siti mulai memberikan tahap - tahap menganalisa semua data - data yang telah didapat,

"Baik anak - anak, selagi menunggu Doni menyalakan infocus, ibu akan memulai bagaimana tahap - tahap dalam menganalisa suatu data informasi dengan ilmu arsitektur", ucap Bu Siti sambil menulis di papan tulis.

"Dalam mengolah data - data tersebut ada beberapa analisa yang harus dilakukan oleh desainer bangunan atau arsitek, antara lain adalah analisa lingkungan, analisa klimatologi, analisa pemandangan, dan analisa kebisingan. Perlu diingat semua yang baru ibu sebut adalah analisa yang dasar dalam ilmu arsitektur, mahasiswa bisa menambah beberapa analisa lagi tergantung jenis bangunan atau kawasan tertentu misalnya analisa ketinggian, analisa penghawaan dan lain sebagainya",tambah Ibu Siti.

Beberapa menit kemudian Doni pun selesai menghubungkan serta menyalakan infocus, Ibu Siti pun beralih dari mengajar di papan tulis ke laptop. Idan pun tidak membuang waktu untuk memfoto semua materi di papan tulis sebelum dihapus. Ibu Situ kemudian melanjutkan kembali menjelaskan tahap - tahap analisa arsitektur.

"Baik anak - anak sekalian mari kita lanjutkan pembahasan tentang analisa arsitektur", ucap Bu Siti.

"Baik bu", jawab mahasiswa.

"Baik, hasil analisa tersebut adalah berupa zoning, yang kita tahu zoning adalah pembagian area lahan sesuai kegunaannya, terdapat beberapa zoning yang umum muncul dalam analisa arsitektur yaitu zoning publik, zoning privat, zoning semi publik, zoning semi privat, dan zoning servis. Setiap zoning memiliki fungsi masing masing. Dan pada setiap analisa menghasilkan zoning yang berbeda - beda yang pada akhirnya akan digabungkan untuk menentukan ruang - ruang pada bangunan",lanjut Bu Siti.

Bu Siti meminta Doni untuk menunjukan tempat file data informasi hasil surveynya, namun, karena Doni tidak ikut survey lapangan sehingga Doni tidak tahu tempat filenya berada, lalu Doni meminta Idan yang menunjukan kepada Bu Siti tempat filenya.

"Bro, gw gk tau tempat filenya, bisa tolong Bu Siti bentar gk", minta Doni kepada Idan.

"Ok", jawab Idan yang langsung menghampiri meja Bu Siti.

"Mohon maaf bu, biar saya bantu carikan filenya", ucap Idan dengan senyum.

"Oh, tolong ya", balas Bu Siti.

Filenya pun sudah ditemukan dan Idan dipersilahkan kembali ke tempat duduk. Sebelumnya Idan sudah merubah format dan mngedit sedikit data yang diberikan oleh Mikaila karena khawatir jika Bu Siti mengetahui data tersebut berasal dari anaknya. Sejenak Ibu Siti pun sempat melihat - lihat data informasi tersebut dengan ekspresi tersenyum, Wajah Idan tertunduk karena khawatir Bu Siti mencurigai data tersebut, namun, ternyata respon Bu Siti cukup baik,

"Doni, ini data - datanya bagus dan lengkap bahkan lebih dari apa yang ibu minta kemarin, mirip seperti penelitian profesional, hebat", puji Bu Siti kepada Doni.

"Hehehe, makasih bu", jawab Doni dengan tersenyum bahagia.

Melihat kondisi ini Idan pun merasa kecewa dengan apa yang sudah terjadi meskipun data tersebut bukan murni milik Idan sepenuhnya tapi Idan merasa tidak dianggap terutama dengan Doni, namun tiba - tiba Idan teringat kembali dengan diri Idan yang dulu yaitu Idan yang selalu merasa "bodo amat" dan tidak peduli terhadap kondisi apapun yang merugikannya. Secara otomatis Idan berusaha untuk menjadi seperti Idan yang dulu.

Setelah melihat - lihat data tersebut, Bu Siti meminta mahasiswa mencoba menganalisa satu per satu dari mulai analisa lingkungan hingga analisa kebisingan sebisa mahasiswa agar mahasiswa bisa terlibat langsung dalam menganalisa data arsitektur, karena diharapakan mahasiswa sudah bisa menganalisa sendiri pada saat mata kuliah studio perancangan ke tahap yang lebih tinggi.

"Jika anak -anak berhasil menguasai dan paham bagaimana menganalisa data pada tingkat satu ini, ibu yakin anak - anak pasti akan lebih mudah pada studio perancangan pada tahap yang lebih tinggi lagi", ucap Bu Siti sembari membimbing satu per satu mahasiswa dalam menganalisa.

Idan sebenarnya sudah paham dengan konsep analisa data arsitektur tersebut karena sempat membaca hasil penelitian Mikaila, namun, Idan masih menemui kesulitan dalam menentukan zoningnya karena muncul banyak opsi - opsi zoning yang bermacam - macam di dalam kepala Idan, sehingga Idan sempat bertanya kepada Bu Siti mengenai masalah tersebut,

Setelah beberapa menit Ibu Siti menjelaskan secara personal mengenai penentuan area zoning, Idan bisa mendapat gambaran yang lebih akurat untuk bagaimana menentukan area zoning yang tepat pada lokasi lahan tersebut.

Waktu menunjukan pukul 13.00 siang dan Bu Siti menyudahi perkuliahan pada hari ini dan akan melanjutkan pada pertemuan selanjutnya, namun, Ibu Siti berpesan agar pada pertemuan selanjutnya mahasiswa sudah menyelesaikan analisa sekaligus sudah menentukan zoning pada lahan tersebut agar pada pertemuan selanjutnya mulai mempelajari bagaimana membuat ruang, namun jika ada mahasiswa yang butuh konsultasi atau masih bingung Bu Siti membuka ruang melalui chat Whatsapp.

Pada sebelumnya, Ibu Siti telah memberikan no Whatsappnya kepada mahasiswa jika butuh bantuan untuk mengerjakan tugas atau keperluan lainnya.

Setelah itu mahasiswa pun diberikan izin untuk pulang kerumah masing - masing, ketika Idan baru keluar ruangan kelas Doni memanggil Idan sejenak,

"Dan, tunggu bentar, gini gw mau ngomong bentar, tadi lo keliatannya udah mau selesai analisanya, gw nanti bagi bentar ya buat cocokin aja, ok?", minta Doni dengan santainya.

"Hmmm, kan bukannya disuruh buat masing - masing ya mas?", tanya Idan dengan penuh curiga.

"Iya bener, cuma buat cocokin doang, lagipula mumpung lahannya sama, gimana boleh kan?", ucap Doni dengan membujuk Idan.

"hmmm, ok", jawab Idan dengan singkat.

"Mantap dah emang temen gw yang satu ini, ok deh gw duluan ya", ucap Doni yang langsung menuju parkiran.

Idan hanya terdiam tanpa menjawab ucapan Doni saat meninggalkan kampus, Idan merasa heran sekaligus curiga dengan sikap Doni yang mulai aneh terhadapnya, namun, Idan tidak terlalu ambil pusing dengan keanehan tersebut untuk awalnya.

"Mas Doni kenapa ya, kok gw mulai merasa perasaan yang aneh terhadapnya", ucap Idan dalam hatinya.

"Apa pikiran gw terlalu berlebihan kali ya?, jadi berpikir yang aneh - aneh terhadap Mas Doni", lanjut Idan dalam hatinya.

"Au ah gw gk peduli banget ama dia yang penting tugas gw kelar dah",ucap Idan selagi diperjalanan pulang.

Setelah sampai di rumah saudara, Idan langsung menuju ke kamar untuk melanjutkan menganalisa data - data arsitektur, Idan segera membuka kembali lembar analisa dan zoningnya dan mulai mengerjakan tugas tersebut dan Idan menargetkan sebelum tidur harus sudah selesai.

Berjam - jam Idan berkutat dengan tugas tepat pada pukul 23.00 malam, semua tugas pun selesai sampai target yang Bu Siti tentukan yaitu sampai penentuan area zoning, Idan pun langsung bersiap untuk beristirahat tapi tiba - tiba Idan teringat dengan kata - kata Doni yang menginginkan hasil tugas tersebut untuk dicocokan dengan tugasnya, namun, Idan sepertinya menghiraukan perkataan Doni tersebut dan memilih untuk lanjut tidur karena kondisi mata yang sudah terlalu berat,

"Oh iya, tadi Mas Doni minta tugas gw yaa, ah besok aja gw dah capek banget", ucap Idan selagi rebahan.

Beberapa hari setelahnya sudah terlewati namun, Idan lupa hingga hari -2, Idan ingat hal tersebut ketika chat Whatsapp dari Doni tiba,

"Bro, gimana? udah selesai tugasnya?", tanya Doni melalui chat Whatsapp.

Chat dari Doni baru Idan balas setelah satu jam karena Idan sedang tidak membawa handphonennya.

"Oh iya, sorry balesnya lama tadi lagi keluar terus gk bawa hp saya", balas Idan melalui chat Whatsapp.

"Ok ga papa, tapi gimana tugasnya udah selesai?", balas Doni dengan cepat.

"Dah selesai sih cuma gk tau punya gw bener ato salah nih", balas Idan

"Ohhhh, santai aja gw cuma buat cocokin aja, bener ato salah tinggal dibetulin kalo ketemu Bu Siti", balas Doni.

"Tapikan kalo gk tau bisa tanya ke Bu Siti", jawab Idan.

"Ya gimana ya, agak kurang berani gw, minta cocokin sama tugas lo aja deh", balas Doni.

Idan pun bingung dengan sikap Doni, sebelumnya saat pertama berkenalan Doni terlihat sangat percaya diri, namun semakin lama mengenalnya sikapnya jadi sedikit berubah., Namun, Idan menghirauan pemikiran tersebut dan berusaha mengakhiri percakapan tersebut,

"Ok deh sip, bentarnya gw kirim pake email ato wa? ", tanya Idan.

"Email aja deh dan ", balas Doni.

Lihat selengkapnya