Arsya

Nurul faizah
Chapter #1

00. Prolog

Langit terlihat begitu gelap, namun tidak ada tanda-tanda jika hujan akan segera turun. Seluruh siswa kelas 11 IPA 2 sedang bersiap-siap untuk pulang kerumah masing-masing. Namun, bel belum berdering nyaring. Dan mereka masih harus menunggu beberapa waktu.

Dari barisan meja sebelah kanan, terlihat sosok perempuan berkacamata yang asik memandangi langit melalui jendela yang berada disamping tubuhnya. Ia duduk bersama perempuan lain yang sudah diaturkan oleh wali kelas mereka.

Perempuan berkacamata itu tidak begitu menyukai langit yang gelap, karena ia selalu yakin jika setelah itu hujan akan turun. Dan bila hujan turun, maka ia tidak bisa kemana-mana. Karena ia alergi hujan.

“Kamu yakin gak kalo hari ini gak akan hujan?” tanya perempuan itu tiba-tiba.

Teman sebangkunya menoleh, “Yakin,”

“Kenapa gitu?”

“Mendung belum tentu hujan. Mungkin awan gelapnya cuma numpang lewat,”

Perempuan berkacamata itu hanya ber-oh ria. Paling tidak jawaban dari teman sebangkunya bisa mengurangi sedikit kecemasan yang ia rasakan sekarang.

“Makasih, ya,”

Teman sebangkunya mengangguk ramah.

Dering bel sekolah mulai terdengar nyaring. Semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas. Begitu juga dengan kedua pasang teman sebangku yang sedari tadi asik membicarakan perihal langit yang gelap namun hujan tak kunjung turun.

Namun mereka tidak langsung pergi ke parkiran. Mereka lebih memilih ke warung serba ada untuk membeli beberapa cemilan. Dan setelah itu barulah kembali ke rumah masing-masing.

“Hari ini udah ngabisin berapa?”

“Berapa apanya?”

Lihat selengkapnya