Semester 2 ini masih acak-acakan menurut Aiza dan Icha. Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, siswa-siswi yang sebaya dengan mereka baik itu lelaki maupun perempuan sudah melesat meninggalkan kelas. Mereka lebih memilih untuk nongkrong di kantin atau mengghibah di kelas lain.
Maklum, masih semester awal.
Berbeda dengan Aiza dan Icha yang malah asik duduk di teras kelas. Mereka senang melihat siswa-siswa lain yang berlalu lalang dihadapan mereka. Ditambah lagi Aiza berharap bisa melihat sosok lelaki yang ia temukan kemarin saat sepulang dari sekolah.
“Gimana?”
“Gimana apanya?”
“Itu yang kemarin. Kamu gak respon chat aku,”
Aiza tertawa kecil. Untuk yang tidak tahu bagaimana perawakan perempuan yang satu ini, ia bertubuh kurus, tingginya hanya 154 cm, hidungnya agak mancung, kulitnya putih namun tidak seputih Arsya, matanya sipit lantas menggunakan kacamata, dan ia mempunyai dua lesung pipi di kedua pipinya.
Sedangkan Icha, ia lebih tinggi dari Aiza, kulitnya putih, pipinya chubby, meskipun ia tidak mempunyai lesung pipi namun ia juga mempunyai senyum yang manis. Mereka berdua memang klop jika disatukan.