Arsya

Nurul faizah
Chapter #13

12. Hunian Baru

Hari demi hari telah Aiza lalui. Libur semesternya telah usai, dan ia diwajibkan untuk kembali ke sekolah bersama siswa-siswi lainnya. Hari ini adalah hari dimana ia harus melihat pengumuman mengenai pilihan kelas di setiap jendela kelas yang sudah ditempelkan sebuah kertas.

Kertas penting.

Aiza datang bersama Kalila. Kebetulan jarak rumah mereka tidak terlalu jauh sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk berangkat bersama. Hanya untuk hari ini.

Kalila adalah murid jurusan IPS yang mempunyai banyak koneksi di jurusan IPA. Aiza pun tidak tahu kenapa bisa begitu. Kalau dari penjelasan temannya itu, karena mereka saling mengenal di masa lalu.

Aiza sampai berpikir keras, sesuram apa sih masa lalu seorang Kalila? Apakah Kalila anak dari seorang mafia?

“Udah ketemu belum nama kamu?” tanya Kalila yang berada disamping Aiza. Mereka berjalan berdampingan.

“Belum nih. Aneh banget,”

Sudah 5 kelas mereka datangi. Namun belum juga ditemukan nama lengkap Aiza. Disini sangat ramai dan sesak. Itulah yang Aiza rasakan. Ia sangat membenci akan hal itu.

“Atau nama kamu adanya di kelas 12 IPA 6?”

12 IPA 6. Bahkan seorang Aiza baru mengetahui adanya kelas ini. Karena selama bersekolah disini, kelas IPA hanya ada 5. Tapi kenapa sekarang—

“Ai! Liat deh nama kamu disini,” seru Kalila sangat semangat.

Aiza meninggikan tubuhnya dengan cara dijinjit, matanya meneliti setiap nama yang tercatat dengan rapi dikertas penting itu. Ada sekitar 35 nama didalam kertas tersebut.

Naraiza Sabhira – 12 IPA 6

Ah. Itu dia namanya. Ternyata ia mendapatkan kelas 12 IPA 6. Kelas barunya berdampingan dengan kelas 12 IPS 1. Ia ingin mengeluh namun tidak bisa dikarenakan kali ini sistemnya diacak, tidak diambil dari peringkat atau nilai yang baik.

“Kamu gak papa, Ai?”

“Enggak. Aku baik-baik aja. Cuma kaget,”

“Its okay, Ai. Kali ini kelasnya diacak bukan berdasarkan ranking atau nilai. Aku yakin kamu pasti betah di kelas baru kamu,” ucap Kalila menyemangati Aiza.

Gak akan betah.

Ia hanya tersenyum. Matanya mulai terlihat sayu. Namun ia kembali kearah jendela kelas 12 IPA 6 untuk melihat siapa saja teman-teman sekelasnya nanti.

Lihat selengkapnya