“Jadi gimana rasanya bisa sekelas sama Arsya? Seneng dong harusnya,”
“Iya seneng banget soalnya bisa liat dia setiap hari,”
“Ceritain dong! Kan kita udah gak sekelas, sumpah sedih banget mana anaknya disini ambis semua,”
Aiza spontan tertawa, “Kamu lupa ya kalo kita juga ambis, kan kelas kita kelas unggulan,”
Dari seberang telpon, Icha tentu saja ikut tertawa. “Bener juga, aku tuh suka lupa. Apalagi rencananya mau main nih ke kelas kamu eh taunya malah nangkring di kantin,”
“Gapapa tauuu, nanti juga kita bisa main—Soal si Arsya kayaknya dia gak ngeh deh kalo aku tu temen sekelas dia soalnya ya dia keliatan cuek aja gitu sama lingkungannya,” cerita Aiza.
“Tapi kalo kita sering liat dulu kayaknya emang gitu deh anaknya, Ai. Gapapa loh Ai suka sama orang yang enggak tau keberadaan kita, nanti juga lama lama dia tau atau diganti sama yang lebih kayak Willi contohnya hahahhaa,”
“Willi cadangan aja deh kalo Arsya gak mau sama aku,”
Mereka tertawa lepas bersama. Setelah hampir satu jam lebih mereka saling mencurahkan isi hati dari perihal guru mata pelajaran yang tidak sesuai, belum lagi bagaimana hubungan Icha dengan pasangannya yang katanya diambang putus, dan banyak lagi yang mereka bahas, akhirnya sambungan terputus.
Aiza merebahkan tubuhnya, lantas membalas pesan yang diterimanya dari Willi beberapa waktu lalu. Lelaki itu selalu mengirimkan pesan maupun menelponnya.
Untuk: Willi Rafadhal
Barusan selesai telponan sama Icha. Kamu udh nyelesain tugas Sejarahnya?
Terkirim!
Dan sepertinya Aiza memutuskan untuk terlelap beberapa saat sebelum kembali melanjutkan aktifitas kegemarannya yakni mengerjakan tugas sembari mendengarkan lagu.
***
Dering bel terdengar nyaring, petanda seluruh siswa-siswi harus kembali masuk ke kelas dan kembali bertemu dengan mata pelajaran yang mungkin saja akan membuat mereka muak semuaknya.
“Oke tanpa basa basi saya akan langsung ngasih list nama kelompok belajar untuk hari ini ya,” ucap Bapak Agam yang masuk. Dia adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Siswa-siswi kelas 12 IPA 6 duduk dengan santai sembari melihat nama-nama yang ditulis oleh Bapak Agam di papan tulis. Setiap kelompok berisikan 4 orang, yang mana mereka nantinya akan mempresentasikan hasil dari tugas yang telah diberikan.
Aiza yang tadinya ngantuk tentu saja sekarang mendelik terkejut karena melihat namanya yang berada dibawah Arsya. Iya teman-teman sekalian, mereka berada dalam kelompok yang sama.
Kelompok 4