Arsya

Nurul faizah
Chapter #18

17. Arsyazi Abraham

Angin sepoi-sepoi bergerak dari arah barat ke timur, membuat pepohonan rindang ikut bergoyang sedikit demi sedikit. Langit mulai menggelap, namun tidak membuat sosok lelaki yang tengah menghembuskan asap rokok tersebut beranjak meninggalkan lokasi.

Ia masih betah duduk sendirian di antara beberapa pepohonan rindang yang ada dihalaman rumahnya itu. Entah sudah berapa lama ia berada di sana. 1 jam? 2 jam? Atau mungkin lebih.

“Masih ngerokok?”

“Menurut lo aja,” jawab lelaki itu santai.

“Udah berapa batang?”

“10 kayaknya,”

Yang bertanya hanya bisa mendecih pelan. Ia sudah paham betul dengan sikap lelaki yang ada dihadapannya saat ini. Padahal, permen lebih nikmat. Namun masih saja memilih untuk merokok.

“Tadi ayah nelpon. Nanyain kabar lo,”

“Lo jawab apa?”

“Lo sehat wal alfiat kayak biasanya,”

“Bagus deh,”

“Sampe kapan?”

“Apanya?” lelaki itu masih asik menghisap rokok miliknya.

“Sampe kapan lo gak mau pulang ke rumah, Arsya?”

Dengan segera ia menghentikan aktifitasnya. Lelaki itu; Arsyazi Abraham atau biasa dipanggil Arsya lantas menoleh kearah lawan bicaranya. Sebenarnya, ia muak jika harus mengulang situasi seperti ini.

Tapi apa boleh buat.

“Gak tau. Gue ngerasa lebih betah disini ketimbang di rumah,” jawabnya.

Lihat selengkapnya