Arsya

Nurul faizah
Chapter #21

20. Antara Sate dan Arsya

Ada banyak ketidakmungkinan yang selalu Aiza pikirkan sejak dulu. Entah dari sisi yang baik mau pun yang buruk. Seperti saat ini, bisa jalan berdua dan menikmati keindahan kota mereka di saat sore hari adalah wujud ketidakmungkinan dari sisi baik menurut Aiza.

Aiza mulai berpikir keras. Apakah doa-doa yang ia serukan kepada Allah langsung dikabulkan satu per satu atau ini hanyalah bentuk harapan yang selalu ia tanyakan dalam hati?

“Bang, sate padang nya 2 porsi dan es teh nya 2 ya,” pesan Arsya yang langsung diangguki oleh pemilik stand sate padang tersebut.

“Kamu sering makan disini?” tanya Aiza.

Arsya mengangguk mantap, “Biasanya makan bareng abang sih. Kadang juga makan sendirian,”

“Aku kira kamu anak pertama atau anak tunggal gitu,”

“Hahaha enggak. Aku punya 1 abang,”

Tak heran jika tampang Arsya seperti anak tunggal atau anak pertama. Mengingat karakternya yang kadang tidak bisa ditebak. Ia cuek ke lawan jenis. Bahkan terlihat bodo amat terhadap apa pun. Aiza selalu berpikir, mungkin saja nantinya lelaki itu akan terbuka jika sudah menemukan pasangan yang sesuai.

“Kamu gak punya pacar?”

Arsya mendongakkan kepalanya tepat setelah Aiza menanyakan hal itu. Rasanya perempuan itu ingin mengumpat. Bagaimana bisa ia bertanya hal privasi seperti itu kepada Arsya yang bernotaben adalah crushnya sendiri.

Malu? Tentu saja.

Lihat selengkapnya