Arsya

Nurul faizah
Chapter #23

22. Tentang Willi

Lapangan basket mulai terisi seperti biasanya. Walaupun cuaca sore hari ini mendung, tidak membendung semangat para anggota tim yang mulai berlarian memasuki lapangan basket. Terlihat dengan jelas kalau mereka menggunakan seragam kebanggaan, begitu juga dengan ketua tim basket yang selalu menjadi incaran para perempuan.

Siapa lagi kalau bukan Willi.

Willi mulai ditunjuk menjadi ketua tim basket saat memasuki kelas 12. Lelaki itu tidak banyak bicara kalau bukan dengan rekan satu tim basketnya atau teman-teman sepermainnya. Makanya banyak yang mengatakan kalau Willi adalah lelaki cool dan susah untuk didapatkan.

Ya, memang. Karena hatinya hanyalah untuk seseorang yang sudah berhasil mencurinya sejak di bangku SMP.

 “Oper ke gue! Kanan kanan,” suara tegas milik Willi terdengar seantero sekolah. Mengingat hari sudah sore dan tidak ada yang mendengar kecuali tim basket yang saat ini sedang latihan.

‘dung’

Bola melesat masuk kedalam ring basket, membuat beberapa dari mereka bersorak bangga. Karena dengan begitulah latihan mereka selesai sore hari ini. Mereka kembali menduduki bangku panjang dipinggiran lapangan basket, mengistirahatkan tubuh yang lelah akibat bermain sore ini.

“Aiza gimana, Wil? Udah sembuh belum?” tanya salah satu teman basketnya. Namanya Agas. Agas termasuk yang paling dekat dengannya selain dengan Leon atau pun Faziro.

“Udah. Tapi dia masih batuk. Kayaknya karena sebelumnya sering makan eskrim,”

“Biasanya 2 hari atau 3 hari lagi baikan kok batuknya dia. Soalnya mami juga gitu. Dia emang harus banyak banyak istirahat, soalnya kan fisik dia gak kayak kita,”

Willi mengangguk setuju. Menjaga Aiza adalah salah satu hal yang tak pernah ia sesali sejak pertama kali mereka bertemu.

“Soal perasaan lo ke dia gimana, bro?” kali ini ada Gaza yang ikut nimbrung diantara mereka.

Willi tertawa kecil, “Masih kok. Aman deh, jangan ditanyain mulu,”

“Walau pun sekarang dia juga dekat sama Arsya?”

“Arsya yang mana sih?”

Mulai. Mungkin tidak banyak dari mereka yang mengenal Arsya mengingat lelaki itu bukanlah anggota dari tim basket, tim futsal, atau pun tim lainnya di sekolah. Bisa dikatakan mereka lumayan berbeda. Willi tidak begitu mengenal sosok Arsya dikarenakan lelaki itu seolah-olah tertutup.

Kalau pun mereka melihat Arsya sedang berkumpul bersama teman-teman sepermainnya, ya itu berasal dari kelas lamanya.

“Cowok yang sekelas sama Aiza sekarang. Gue gak terlalu kenal dia soalnya lumayan tertutup. Beda banget sama Leon atau Faziro,” jelas Willi.

“Rokok gak, bre?” tawar Agas yang langsung ditolak oleh Willi. Lelaki itu lebih memilih permen daripada rokok.

“Oh, Arsyazi itu ya? Dia dekat sama Adi kalau gak salah. Soalnya rumah mereka searah,”

“Harusnya lo kasih paham ke dia, Wil. Kasih tau kalau Aiza cuma punya lo,”

Lihat selengkapnya