Arsya

Nurul faizah
Chapter #28

27. Jalan Tak Berujung

Bagi Willi, kebahagiaan Aiza adalah salah satu faktor paling penting dalam hidupnya. Sebenarrnya, yang paling utama jelas lah sang Mami tercinta. Lalu dibawah urutan Mami ada Aiza. Ketika mendengar kalau perempuan itu menerima ajakan berpacaran dari Arsya, ia tidak lagi heran.

Itu kan keputusan Aiza.

Tapi tetap saja rasanya seperti ada sesuatu yang berusaha menyesakkan dadanya. Perasaan sakit yang pernah ia rasakan saat di bangku SMP dahulu. Tapi tidak begitu menyakitkan.

“Kamu pulang nanti bareng Arsya kan?” tanya Willi yang baru saja turun dari motornya.

“Enggak. Aku bareng kamu aja,” jawab Aiza.

“Kenapa gitu? Sekarang kan Arsya itu udah jadi pacar kamu. Nanti gak enak loh diomongin sama orang-orang,”

“Aku belum terbiasa aja. Soalnya selama ini kan kemana mana selalu sama kamu,”

Willi tersenyum tipis lantas mengusap pelan puncak kepala sang perempuan itu. Bahkan ia sendiri juga belum siap melihat Aiza lebih memilih untuk pergi bersama Arsya ketimbang dirinya.

“Gak papa. Kamu harus belajar perlahan lahan. Tapi inget, apa pun nantinya yang terjadi aku disini terus,”

Aiza mengangguk sembari mengacungkan jempol kanannya, lantas ia berjalan meninggalkan parkiran motor yang mulai sepi. Tampak dari depan teras kelas, Arsya melambaikan tangannya kearah perempuannya itu. Lelaki itu tampak begitu sumringah. Ia terlihat seperti sedang jatuh cinta untuk pertama kalinya.

“Ai! Sini!” seru lelaki itu.

“Kamu bareng Willi hari ini?” tanya Arsya sembari mengambil tas ransel yang masih digendong oleh Aiza. “Biar aku aja yang bawa tas kamu,”

“Ih, gak enak tahu diliatin sama orang-orang,” dumel Aiza. “Iya tadi aku bareng sama Willi. Kamu marah ya?”

Arsya tertawa kecil, “Enggak. Ngapain aku marah. Tapi nanti pulangnya biar aku aja yang anterin,”

Lihat selengkapnya