Hari demi hari mereka lalui bersama. Aiza yang dulunya begitu akrab dengan Willi, sekarang memutuskan untuk sedikit menjaga jarak dari lelaki itu. Ia lebih memilih untuk menjaga perasaan Arsya ketimbang sahabatnya. Mungkin saja Arsya tidak cemburu meskipun Aiza dan Willi tetap bepergian atau bertemu di sekolah untuk saling bertanya atau sekedar bersenda gurau, namun Aiza tidak ingin ada omongan tidak mengenakkan yang nantinya ia dengar.
Bahkan Aiza tidak tahu jika sebetulnya titik permasalahannya bersama Arsya telah dimulai.
“Ai, kamu pulang sama siapa?” tanya Leon yang baru saja keluar dari kelas. “Arsya dari tadi masih sibuk sama kelompok dia,”
“Kayaknya sendirian aja sih,”
“Bareng Willi aja kali ya? Jangan sendirian,” seru Janet.
“Ih jangan. Aku harus jagain—,”
“Ai!”
Aiza menoleh kearah ambang pintu. Ada Arsya sedang berdiri menggendong tas miliknya. Dan disebelah lelaki itu ada Nara, teman sekelompok Arsya yang menyunggingkan senyuman tipis kepada Aiza. Mereka memang satu kelas, namun Aiza tidak begitu dekat dengannya. Bisa dikatakan mereka hanya sekedar berbasa-basi jika disatukan di dalam satu kelompok atau jika ada acara kelas yang dibuat.
“Ai, kayaknya aku gak bisa anterin kamu pulang. Kalo pulang sama Willi mau?”
“Kamu mau kemana?” tanya Aiza.
“Aku sama Arsya mau ngerjain tugas di cafe,” ini suara Nara. Perempuan itu berhasil membuat Janet dan Leon mengernyitkan dahi secara bersamaan.
“Oh, gakpapa. Nanti aku bareng Willi aja,”
“Maaf ya, sayang. Nanti aku chat kamu kalo udah sampe di cafe,”
Aiza tersenyum sumringah, “Ih gakpapa tau. Kamu bawa motornya hati-hati soalnya kamu bonceng si Nara,”
Arsya mengacungkan jempolnya lalu bergerak ke parkiran bersama Nara. Leon tidak banyak berbicara, namun tangannya dengan cepat menggandeng lengan Aiza dan mengajak perempuan itu bersama Janet ke gazebo tempat dimana Willi dan teman-temannya sedang berkumpul.
“Kok kamu ngasih izin ke Arsya buat pergi sama Nara, Ai?” tanya Leon.
“Emangnya kenapa? Kan mereka ngerjain tugas,”
“Aneh aja sih. Soalnya, biasanya Arsya gak mau ngerjain tugas kalo gak ada kamu kan?” dumel Janet.