Artemis

Dyah Ayu Anggara
Chapter #9

Heather

Kassandra berkali-kali meneguk botol air mineralnya dengan terburu-buru. Mulutnya sejak tadi tak kunjung berhenti menyebut-nyebut nama Ethan yang hanya memandanginya dengan senyum kecil. Cewek itu selalu berkomentar 'pedas' keras-keras tetapi nyatanya mulutnya setia menerima suapan demi suapan mie samyang yang baru saja dipesannya. Ethan menyeruput kopinya dengan tenang, di kantin memang sedang lengang karena guru yang mengajar di kelas Kassandra tidak masuk, jadi Kassandra berkirim pesan dengan Ethan untuk membunuh rasa bosan yang mana justru ditanggapi dengan senang hati oleh Ethan. Di tengah berjalannya kelas, Ethan meminta izin ke UKS karena kepalanya sakit dan bisa ditebak setelah diizinkan, cowok itu langsung menjemput Kassandra di depan kelas cewek itu.

"Wah, hebat!" Ethan bertepuk tangan layaknya anjing laut saat melihat suapan terakhir berhasil di telan Kassandra. Sembari mengusap peluh di keningnya dengan sapu tangan, Kassandra berucap patah-patah "Pasti---mukaku---jelek banget ya!"

"Merah, sih" komentar Ethan, jujur.

"Merah??" Kassandra kembali minum, sebelah tangannya yang bebas sibuk mengipasi wajahnya.

"Semerah ini nih" Ethan menunjuk hoodie yang dikenakan Kassandra. Kebetulan warna hoodie itu juga merah. Sedikit dari air yang baru saja masuk ke mulut Kassandra kembali keluar Karena berusaha menahan tawa. Ethan tertawa keras tanpa hambatan seraya menepuk-nepuk punggung cewek di hadapannya agar minum dahulu sebelum bicara ataupun tertawa.

"Sepulang sekolah nanti nggak sibuk kan?"

Kassandra menggelengkan kepalanya. Matanya melirik notifikasi yang baru saja masuk sehingga layar ponselnya menyala sesaat.

Dari Artemis.

Kassandra mengacuhkan pesan itu. Dia masih kesal pada dirinya sendiri yang dulu sempat berpikiran aneh tentang perasaannya pada cewek itu. Kayak orang bodoh aja, gumam Kassandra dalam hati. Dia benar-benar terlihat seperti orang idiot yang terlihat menghindar tapi juga menaruh harapan Artemis akan membalas perasaannya, dengan menanggapi segala kekasaran maupun perlakuan lembut dari cewek berwajah sepuluh itu.

"Keys!"

Kassandra tersentak dan melihat Ethan merengutkan dahinya, kesal.

"Daritadi kamu nggak dengar omonganku ya?"

"Ah maaf, aku, cuma lagi mikir gimana cara menghindar dari Artemis setiap kita mau jalan"

Air muka Ethan langsung berubah drastis. Dengan binar di kedua matanya dia menjawab penuh semangat "kayak kemarin-kemarin aja!"

"Ada Yazcho..." Kassandra memberengut kesal. Kenapa dia nggak ikut Yazcha bangun Marla's baru di Gorontalo coba, pikir Kassandra, heran.

"Kalau gitu langsung habis pulang sekolah aja!"

Kassandra sempat kepikiran jadwal belajarnya bersama Artemis. Ah masa bodoh lah, gue kan lagi menghindar, Kassandra kembali membulatkan tekadnya sebelum mengangguk, menyetujui usulan Ethan.

***

"Kesini sendiri?"

Perhatian Kassandra pada orang-orang di ruangan itu beralih kala mendengar suara ramah sang bartender. Bartender itu perempuan, rambut keritingnya sebahu dan ia mengenakan warna lipstick cokelat, sangat kontras dengan kulit putihnya yang juga memiliki freckles.

"Seharunya kamu tanya 'minum apa'" koreksi Kassandra. Perempuan itu mendengus sambil menuangkan racikanya pada gelas kaca dan mendorongnya ke arah wanita lain yang duduk di sebelah Kassandra.

Karena bosan menunggu Ethan yang sempat bilang ingin memanggil temannya dari lantai dua bar itu, Kassandra berusaha menarik perhatian sang bartender. Sertidaknya ia punya teman mengobrol.

"Bukannya kamu tadi lihat aku datang sama seseorang?"

"Aku nggak lihat" jawab bartender di sela kegiatannya melayani sepasang kekasih yang baru saja mendatangi meja "Aku tau kamu datang"

"Apa?" Kassandra menajamkan pendengaran Karena musik EDM dari lantai dua memenuhi tempat bar itu. Bartender itu tidak menjawab yang mana membuat Kassandra jengkel bukan kepalang. Ia harus mendengar kalimat bartender itu lebih jelas lagi. Kassandra memicingkan kedua mata, melihat ke arah name tag yang tersemat di kemeja hitam polos si bartender.

"Kiara!"

Bartender itu menghentikan gerakan tangannya, tapi tidak menoleh. Baru saja Kassandra akan bertanya lagi kalau saja Ethan tidak datang dan memeluknya dari belakang. Kassandra mendorong Ethan yang mulai mabuk karena tertawa-tawa tidak jelas, lalu ia kembali memusatkan pandangan pada Kiara. Jantung Kassandra berdebar saat melihat Kiara menatap Ethan penuh kebencian. Tatapan sama yang diberikan Artemis pada Ethan, hanya saja Artemis menutupinya dengan putaran mata malas seolah nggak peduli pada kehadiran Ethan. Tapi Kiara jelas-jelas memperlihatkan bagaimana dirinya terganggu.

Bahkan tatapan mata yang sarat rasa benci itu masih ada meski sekarang ia bertanya manis pada Kassandra "mau minum apa?"

Dengan terbata Kassandra menyebutkan jenis minuman yang dia mau serta meminta maaf karena sikap Ethan. Pacarnya itu malah sudah menghilang dan tenggelam dalam lautan manusia di dance floor.

Ekspresi Kiara berubah lembut dan ia memberikan minuman pesanan Kassandra sembari berkata

"Grenadine, sour mix, Vodka, Blue Curucao," setelah mendengar penjelasan tentang minumannya, Kassandra meneguk cairan dalam gelasnya, hidungnya mengerut karena rasa yang teramat asking di mulut dan tenggorokannya. Kedua matanya naik, balas menatap kedua mata Kiara yang sedang mengusap ujung bibirnya yang basah dengan ibu jari perempuan itu.

"Imaginative, caring, and moody, aren't you a cancer?"

Kassandra mengangguk kecil dengan kedua pipi yang merona. Ini kedua kalinya ia berdebar aneh pada wanita setelah Artemis. Sudut bibir Kiara tertarik sedikit dan ia melepas name tag nya sebelum bicara pada bartender laki-laki di sampingnya dengan bahasa asing. Kassandra menebak Kiara baru saja berujar dengan bahasa Italia atau Perancis karena lawan bicaranya terlihat murni orang yang berasal dari benua Eropa.

"Need a ride Ms. Moody?"

Kassandra berdiri dan berusaha melongok ke atas dari arah bawah yang terbilang jauh. Mencari-cari sosok Ethan. Namun suara Kiara kembali terdengar dengan nada malas

"Pacar lo itu udah pulang sama temannya tadi,"

Melihat ketidak percayaan terpancar jelas di wajah Kassandra, Kiara akhirnya menarik tangan cewek itu berkeliling bar, dari lantai satu, lantai dua, rooftop, sampai underground. Nihil. Ethan tidak ada dimana pun. Dengan kekesalan yang meluap sampai ke ubun-ubun pada Ethan, akhirnya Kassandra menerima tawaran Kiara.

***

"Pacar lo nungguin tuh" Yazcho yang baru saja menyiram bunga-bunga peony di depan kembali masuk ke ruang makan. Tangan cowok itu langsung mengambil sebuah sosis dan melahapnya dalam sekali suapan. Reflek Yazcho tersedak dan buru-buru minum dari teko kaca di meja makan.

Artemis berdecak melihat tingkah sahabatnya sebelum kembali fokus pada hp nya dan segelas kopi di genggamanya. Kassandra berujar acuh "usir aja". Kassandra bisa merasakan Artemis dan Yazcho saling bertukar pandang. Kassandra sendiri tidak peduli dan menatap Artemis yang terlihat sudah selesai sarapan sementara dirinya belum menghabiskan roti panggang di depannya.

"Art, tungguin"

"Yaz, anterin"

Mulut Kassandra dibuat menganga. Artemis melenggang keluar tanpa berucap maaf sebelum menolak berangkat dengan Kassandra. Yazcho melirik cewek yang terlihat marah dan sedih, kasihan sih, tapi Yazcho gengsi bersimpati. Sembari mengambil sepotong sosis lagi Yazcho berujar "buruan makan---WOI KEYS!!"

Yazcho langsung tersedak untuk kedua kalinya karena berteriak dengan sosis yang masih berada kerongkonganya. Beberapa detik yang lalu Kassandra berlari menyusul Artemis. Dan saat Yazcho berlari ke depan, dirinya tersenyum geli melihat Kassandra berlari-lari dan membuka pintu mobil Artemis yang sudah setengah melaju.

"Ngapain sih!" Artemis berteriak galak "bahaya tau nggak!!". Memang dasar keras kepala, Kassandra langsung masuk ke dalam mobil cewek itu. Melihat Kassandra yang hanya bergeming kaku di kursinya, Artemis memukul kencang kemudi sebelum menginjak pedal gas dan mobil langsung melaju kencang keluar. Dari sudut matanya, Kassandra bisa melihat Ethan berdiri tegak dari mobilnya begitu melihat mobil Artemis keluar.

Tiba-tiba mobil Art berhenti di sebelah mobil Ethan. Kassandra menatap Artemis horor.

"Art!!"

Kassandra langsung menutup mulut saat melihat momen terlangka dalam hidupnya. Hatinya langsung terenyuh. Sekaligus sakit.

Setitik air mata jatuh melewati pipi Artemis. Cewek itu tetap memandang ke depan dan berucap datar "I'm not a second choice, so please," Artemis menggigit pipi dalamnya saat setitik air mata lain kembali melewati pipinya "just go with him"

Terdengar bunyi kunci pintu mobil dibuka otomatis. Kassandra membuka pintu perlahan, menutupinya lalu berjalan ke arah Ethan dengan perasaan bersalah. Tatapannya kembali teralihkan saat mobil yang ditumpangi Artemis kembali menderu dan pergi secepat angin.

"Keys, kemarin..."

Kassandra tidak menjawab, ia melewati Ethan dan langsung masuk ke dalam mobil cowok itu. Ethan turut masuk dan duduk di belakang kemudi "keys," panggilnya lagi.

"Apa?"

"Kenapa Art nggak mau antar kamu ke sekolah?"

Kassandra masih menatap kosong ke depan. Tapi lagi-lagi ia curiga dengan Ethan. Sudah tiga bulan hubungan mereka berjalan sebagai kekasih. Setiap Kassandra terlihat kesal atau Artemis yang bertingkah seolah Kassandra tidak ada, Ethan pasti selalu ingin tau. Untuk sekarang, Kassandra hanya bisa menyimpulkan Ethan hanya khawatir pertemanan Kassandra dan Artemis renggang.

"Privasi" jawab Kassandra. Perasaannya mulai kembali ringan mengingat kejadian singkat di mobil Artemis.

Sudah jelas.

Artemis cemburu. Dia nggak mau dijadikan bahan pelarian, pilihan kedua, atau apapun kalimat sebangsanya.

Perasaan aneh itu kembali menjalar di dada Kassandra. Kali ini lebih cepat dan tidak terkontrol.

Kassandra sampai harus membuang tatapan keluar jendela agar Ethan tidak melihat senyumnya yang tampak samar.

Is it the right time, Art?

***

"This isn't the right time"

Lihat selengkapnya