Artemis tersentak dari lamunanya begitu melihat kilatan cahaya petir di bawahnya. Pandangannya mengarah keluar jendela pesawat yang ditumpanginya. Pesawat mendadak berhenti perlahan demi keselamatan para penumpang dikarenakan cuaca yang sangat buruk. Ia baru saja mengurus hak-hak kekuasaan dan kekayaan Balmain di kediaman De Rucci, di Jakarta, setahun setelah insiden di Danau Maninjau. Tangannya menutup novel yang sama sekali tidak dibacanya.
Pikirannya sejak tadi berkelana, membayangkan masa lalu buruk yang terjadi padanya. Tangannya menyentuh dada kanannya, bekas peluru yang Kassandra tembakkan ke arahnya menjadi luka yang membekas permanen yang takkan pernah hilang, bersama kenangan itu, di balik blazer berwarna cream-nya.
Setidaknya Artemis sedikit berterima kasih pada Kiara, berkat cewek itu semua rahasianya terbongkar di hadapan Kassandra serta Kyle dan itu sedikit membuatnya lega. Tetapi tentu saja masih ada niat untuk menghidupkan Kiara dan membunuh cewek brengsek itu untuk kedua kalinya. Memotong tubuhnya kecil-kecil akan setimpal dengan apa yang telah ia lakukan pada Kassandra.
Malam itu takdir belum memberikan kesempatan padanya untuk mati, melainkan Kiara. Suara tembakan pertama memang berasal dari Kassandra dan menembus dada kanannya, lalu yang kedua sebenarnya berasal dari Hera, satu lagi pewaris utama De Rucci yang turun tahta karena lebih memilih cintanya. Keahlian menembak Hera terhitung cepat dan tepat menembus tengkorak kepala Kiara yang membuatnya mati seketika. Sedangkan Kassandra pingsan karena kelelahan dan tekanan batinnya.
Sekiranya seperti itulah cerita dari mulut di kembar. Jelas saja Artemis tidak tau apa-apa, kesadarannya langsung hilang begitu peluru Kassandra menembus tubuhnya. Kalau saja Eli bersama Yazcha dan Yazcho tidak keluar dari balik gubuk dan batu di bukit itu, dan telat mengejutkan jantung Artemis, bisa jadi cewek itu benar-benar meninggalkan dunia fana ini. Jantungnya kembali berdetak. Artemis berujar lemah kalau Tuhan enggan menerimanya di sisi sang pencipta, yang dibalas gurauan Eli, "Tuhan masih kasih lo kesempatan nikah sama Sandra!" dengan air mata yang mengalir dari mata kembarannya itu. Jangan tanya Yazcha dan Yazcho yang menangis layaknya anak kecil sembari membawa tubuh ringan Kassandra. Si kembar identik sudah menangis dan marah-marah ingin keluar dari tempat persembunyian, sejak Artemis diserang dengan pedang sampai darah bos sekaligus sahabat mereka itu terkuras habis. "Dasar pengecut! beraninya keroyokan!" Yazcha menggeram seperti harimau, "Nggak lihat apa! badan Artemis sekecil batu kali!" Yazcho menimpali, agak songong memang, tapi Artemis tetap menyayangi sahabat-sahabatnya itu. Kemarahan si kembar identik terbalaskan dengan mencincang habis tubuh pria yang tadi menyayat kaki dan tangan Artemis dengan tidak tau malunya. Setelah itu Hera yang mengangkut dan membuang mayat Kiara dan anak-anak buahnya itu ke Danau Maninjau ditemani Yazcha dan Yazcho.
Sementara Kyle? mulutnya dibius sampai pingsan dan dibawa pergi oleh Eris, ketika cowok itu tak sengaja menangkap sosok Eli di balik gubuk waktu dia meninggalkan Artemis merenggang nyawa. Artemis tulus memaafkan adik tirinya, Kyle tidak sepenuhnya bersalah, ia hanya mendengar cerita yang salah dan benar kata Gaia, logika adiknya masih belum dipergunakan dengan baik. Buat apa Artemis menjatuhkan Kyle demi mendapat hak waris di De Rucci padahal hampir sebagian besar kekayaan dan kekuasaan De Rucci itu adalah milik Balmain.
Beruntung Gaia menitipkan Kyle pada Eris. Eris benar sosok yang patut untuk menjadi inspirasi orang-orang. Di saat Kyle goyah dan bekerja sama dengan Kiara, Eris tetap menaruh kepercayaan pada Artemis dan mampu bergerak cepat dengan otak kritisnya. Setelah insiden itu Eris juga mengarahkan Kyle agar menghapus dendamnya pada Artemis dan merebut keyakinan keluarga De Rucci dengan membangun kekayaan murni untuk keluarganya itu dari nol. Gerald dan Robert akan sangat siap membantu, tambah Eris saat itu. Sang tunangan juga sangat memohon pada Kyle untuk menarik semua perkataan kebencian yang ia berikan pada Even. Kyle berusaha mencari kebohongan dan kepalsuan dari kedua mata Eris namun nihil. Setelah merenung dan menenangkan pikirannya selama beberapa hari, hubungan Kyle dan Artemis kembali seperti biasa. Musuh rasa saudara. Kyle mulai membalas ucapan kasar dan lelucon garing kakaknya. Malah tali persaudaran mereka semakin erat dari sebelumnya. Bahkan Kyle dengan sendirinya ingin membantu Artemis membungkam keluarga mereka.
Berbekal pengalaman dicaci-maki di depan keluarga besar, Hera dan Elijah mendampingi Artemis dan Kyle yang bersama-sama membuka rahasia De Rucci, dimulai dari operasi ilegal yang dilakukan pada Artemis sampai sebagian besar saham De Rucci yang berasal dari pertambangan dan produksi pangan dan sandang milik Balmain, dan tentu saja, tanpa menyebut-nyebut hubungan darah antara Kyle dan Even. Meski Kyle sangat ingin meminta maaf pada Even yang menghindari tatapannya di rapat keluarga itu, tapi dia harus menghargai keinginan pria manis itu. Eris yang memberitahunya, jangan sampai Hera dan Talia mengetahui hal tersebut.
Setelah kesepakatan dan ancaman yang Kyle katakan secara lantang pada kakek dan nenek buyutnya, Robert tidak lagi membendung rasa bangganya terhadap anak-anaknya. Usai pertemuan keluarga itu Robert merengkuh ketiga darah dagingnya erat dengan hati yang diliputi syukur, walaupun Vanya dan Even tidak mampu memeluk anak-anak mereka bersamanya, Robert tetap bahagia.
Dan setelahnya, Kyle meminta Robert menceraikan Rachel dan diam-diam memberitahu kalau dia sudah mengetahui semuanya dan berjanji akan menutup mulut demi ketenangan keluarga mereka. Robert menuruti kemauan putra bungsunya, ia tidak mengubah kenyataan Rachel adalah ibu kandung Kyle, tetapi rahasia istri keduanya yang selama ini ia selidiki mulai ia sebarkan di publik. 'Menantu Keluarga De Rucci, Rachel De Rucci, menyalahgunakan saham De Rucci' demi berkencan dengan para pengusaha besar yang tidak lain adalah rekan kerja Robert. Sejak kecil Kyle memang tidak pernah meghormati Rachel yang tidak pernah merawatnya dengan baik, malah menyerahkan putranya itu pada para pelayan De Rucci untuk di urus. Ditambah lagi sifat matrealistis wanita yang mengaku-ngaku sebagai ibu kandungnya itu. Padahal kalau saja Rachel sedikit lebih tulus menerima Kyle sebagia anaknya sendiri, bukan sumber isi dompetnya, mungkin Kyle akan tetap membiarkan wanita itu menyandang sebagai menantu De Rucci dan tinggal bersamanya.
Memori peliknya urusan keluarganya tergantikan begitu saja begitu Artemis mendengar suara sang pilot yang menyapa para penumpang bahwa dalam waktu kurang dari 30 menit, pesawat akan melakukan landing. Artemis melirik sekilas keluar jendela, dan benar saja, awan-awan yang tadinya mendung kini kembali putih bersih dan langit tampak lebih cerah dari sebelumnya.
"Sebentar lagi pesawat akan mendarat di Bandar Internasional Denpasar, Bali, pastikan sabuk pengaman anda terpasang..."
Artemis tidak perlu mendengarkan dengan saksama ucapan sang pilot, jantungnya berdebar sangat cepat. Perasaan senang dan takut bercampur jadi satu. Di suatu tempat di pulau Dewata , Artemis membiarkan Kassandra menenangkan diri dan berharap kenangan manis mereka di pulau itu sedikit mampu membuat gadis kesayangannya itu memaafkan segala kebohongan dan tindakan cerobohnya.
Begitu pesawat mendarat, entah kenapa Artemis memelankan kedua tungkainya melangkah, mengulur waktu untuk meninggalkan bandar udara yang masih dijejakinya sekitar dua jam lamanya. Artemis berniat berdiam diri dengan secangkir espresso di suatu kafe di bandara tersebut agar penguluran waktunya genap menjadi tiga jam. Namun baru saja ia membuka pintu kafe, ponselnya yang baru saja diaktifkan berdering nyaring. Artemis akhirnya mundur menjauhi kafe itu kemudian mengangkat panggilan dari Hera
"Ya, H?"
"Nggak usah undur-undur waktu lagi! Ini udah setahun, Art!"
"Keys udah ada di rumah kan?"
"Masih di tempat rehab, dan lo yang akan membawanya pulang!"
Perasaan gundah dan takut kembali melingkupi hati Artemis, "Tolong dong, lo aja yang bawa dia pulang,"
"Lima menit lagi pernikahan Nero dimulai! lagipula..."