"Assalamualaikum Mah."
"Waalaikumussalam sayang," balas Mama menyambut Anira dan Akila yang baru saja pulang dari kampus. "Papa kok gak jemput sih Mah?"tanya Anira bete."Mungkin Papa lagi sibuk Anira cantik," kata Akila sambil mencubit pipi saudarinya itu. "Ihh Akila kamu iseng banget sih," ucap Anira mengejar Akila yang menghindar darinya. Suasana rumah menjadi ramai dengan tawa mereka berdua yang selalu bercanda satu sama lain. "Sudah kejar-kejarannya kalian mandi dulu. Kalian kan baru pulang," kata Mama. Anira mencium Mamanya dengan penuh kasih sayang dan bergegas naik ke kamarnya di lantai dua. Diikuti dengan Akila yang masih mengejarnya. "Aku akan tangkap kamu Anira jangan lari," ucap Akila menaiki anak tangga dan berusaha mengejar Anira. Mama Siska geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua putrinya. "Nyonya kok senyum-senyum sendiri?" tanya Bi Wulan menghampiri Mama Siska yang membantunya memasak untuk makan malam. "Itu Bi tingkah mereka berdua yang selalu buat hati adem. Saya sangat bersyukur Bi punya anak seperti mereka," jawab Mama. "Maaf sebelumnya saya kira Tuan dan Nyonya cuman punya anak satu yaitu nak Anira," kata Bi Wulan. "Sebenarnya memang benar Bi, Anira anak kandung saya. Dulunya Akila cuma sahabat Anira mereka akrab banget. Tapi suatu hari orang tua Akila mengalami kecelakaan dan merenggut nyawa mereka. Akila sangat terpukul ditambah lagi dia sudah gak punya siapa-siapa lagi. Saya dan Papa Anira memutuskan mengadopsinya jadi anak kami. Kami gak pernah banding-bandingin dia dengan Anira. Akila sudah kami anggap seperti putri kandung kami sendiri Bi," jelas Mama. "Maa syaa allah hati Nyonya dan Tuan begitu mulia," ucap Bi Wulan takjub dengan majikannya. Mama Siska dan Bi melanjutkan memasak.
"Anira Claurisya cepat dong mandinya, kok lama amat sih," kata Akila menunggu Anira. "Tunggu sebentar kamu gak sabaran amat jadi orang." Setelah itu mereka berdua turun menemui Mama sambil menunggu Papa pulang dari kantor. "Sini sayang duduk sama Mama," panggil Mama Siska. Sesekali mereka bercanda. Bi Wulan hanya bisa tersenyum melihat keharmonisan mereka. "Tadi yang antar kalian pulang siapa?" Ohh, Irham Mah sama Reza," jawab Anira sambil memainkan handphonenya. "Mama tau gak tadi di sekolah tuh semua cowok terkagum-kagum melihat kecantikan Anira loh," unggah Akila merebut handphone Anira. "Wajar aja dong anak Mama kan cantik, Akila juga cantik." Kembaliin gak handphone aku," ujarnya kesal. "Kamu sih dari tadi main handphone mulu. Kita lagi ngobrol mala sibuk chatan dengan Irham." Anira malu dan bete karena Akila mengambil handphonenya dan melihat chatingannya dengan Irham. Papa datang disela-sela keusilan mereka. "Assalamualaikum, ini pada ribut apaan sih?" ucap Papa. "Waalaikumussalam Pah, ini nih anak-anak lagi bercanda."Papa datang kok muka Anira cemberut gitu." Anira langsung memeluk Papa dan bertanya kenapa tadi siang Papa tidak menjemputnya di kampus. Papa menjelaskan bahwa hari ini dia sangat sibuk di kantor sampai-sampai lupa untuk menjemput mereka berdua. Adzan magrib berkumandang mereka bersiap-siap untuk shalat berjamaah.