Aruka-Luka Lama

Syafi'ah Millah
Chapter #8

Bayang-Bayang Kesedihan

Sesampainya di rumah, Alana masuk ke dalam rumahnya. Di ruang keluarga, ia melihat mamanya sedang menangis sembari memegang foto Alena. Mama mungkin sangat rindu dengan Alena. Alana menghampirinya untuk menenangkan mama.

"Ini semua gara-gara kamu, Alana. Anak mama jadi meninggal!" ucap mama dengan emosional.

"Maafin, Lana, tapi Alana tidak salah," jawab Alana sambil terisak menangis.

Tanpa aba-aba, mama menampar keras pipi Alana, membuat Alana kesakitan. Tidak lama, papa datang untuk menenangkan mama. Tangisan mama semakin histeris. Papa membawa mama ke kamar dan menyuruh Alana masuk ke kamarnya.

Alana sudah biasa mendapatkan perlakuan itu dari mamanya. Semenjak Alena pergi, mama menderita gangguan mental. Mama seringkali menyakiti dirinya sendiri dan menyakiti Alana, yang dianggap penyebab Alena meninggal. Mama biasanya diberi obat untuk menenangkannya.

Alana masuk ke kamarnya dan hanya bisa menangis sesegukan. Alana tidak kuat menghadapi kehidupannya yang seperti ini. Ia merasa dirinya hanya pembawa sial dalam keluarga ini. Alana duduk di balkon kamarnya yang dingin dengan air mata yang masih bercucuran.

Alana mengeluarkan pisau kecil dari saku celananya dan menggoreskan pada tangannya. Tidak ada cara lain yang membuat Alana bisa tenang selain membuat "barcode" di tangannya. Ia merasa dengan cara ini, Alana bisa tenang. Tetesan darah dan rasa sakit goresan itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang Alana rasakan.

Papa membuka pintu kamar Alana dan sangat terkejut melihat anaknya melukai dirinya sendiri. Papa segera menghampiri Alana dan membuang pisau yang ada di tangan Alana. Papa kemudian memeluk dan menenangkan Alana.

"Pa, maafin Alana, Pa," ucap Alana yang menangis dipelukan papanya.

Lihat selengkapnya