ARUMI, NIGHT IS BLUE

Je Yatmoko
Chapter #2

Bab 1: Bertemu Kembali

Arumi

Batam pada minggu sore ini diguyur hujan deras, beberapa muda-mudi yang berpasang-pasangan terlihat kecewa karena terpaksa mengundurkan waktu berkencan mereka di café-café kecil yang biasa mereka kunjungi pada malam hari. Sama halnya seperti Arumi, ia berada di kamar nya sambil menatap jendela di kamarnya. Ia melihat hujan di luar yang begitu lebat. Ia menghela nafas karena kecewa tak jadi makan malam dengan Hatta di salah satu café yang sudah dijanjikannya.

Lalu, terdengar deringan handphone, Arumi melihat handphone yang tergeletak di kasur.Ia berjalan mengambil handphone nya dan terlihat nama ‘Hatta’, ia duduk di kasur dan mengangkat telpon itu. “ Halo, Ta? Hujan nih, gimana dong nanti malam?” terlihat wajah cemberut nya Arumi sambil menelpon.“Udah santai aja, aku tau kamu lagi cemberut banget sekarang”. Arumi tertawa, “Ih hebat kamu ya bisa tau aja?”.Terdengar di ujung telpon suara tertawa Hatta yang sangat renyah sekali.“Tenang aja, nanti malam tetep jadi kok, hujan nya kan enggak di dalam café nya, tapi di luarnya”. Arumi mengangguk, “Yaudah, berarti aku siap-siap dong sekarang?”. “Iya dong, biar entar aku jemput enggak nunggu 3 jam” Arumi tertawa.

Ia mematikan telponnya dan dengan semangat membuka lemari nya. Mencari baju yang cocok untuk malam yang tampaknya akan sangat istimewa. Karena jarang sekali Arumi tiba-tiba diajakin dinner oleh Hatta di café yang tampaknya menyajikan makanan yang harganya bisa membuat orang-orang beristighfar. Sepertinya, ini akan jadi malam yang sangat istimewa bagi Arumi.

Arumi bersorak bahagia, ia lalu menghidupkan Bluetooth hape nyalalu menyambungkannya ke speaker nya dan memutar lagu ‘Hip Hip Hura’ nya Chrisye yang sesuai dengan mood nya Arumi pada sore hari ini.Ia sambil berjoget sambil berdandan layaknya Emma Stone yang sedang berdandan di film La La Land.

Lalu selesai berdandan dan memakai baju, iamenyadari sudah menjelang malam, ia solat maghrib terlebih dahulu, lalu memasang make up dan melihat kembali dirinya di cermin lagi untuk memastikan tidak ada yang salah dengan penampilannya dan memastikan bahwa dirinya sudah cantik. Ia pun berjalan ke pintu, lalu melihat ke seluruh kamarnya dan berkata, “Hai, kamar. Doakan ya, semoga hari ini akan menjadi hari yang terbaik buat ku!” ia tersenyum lalu keluar dari kamarnya.

Arumi keluar dari kamarnya dan terlihat di ruang tamu ada ayah dan ibu nya yang sedang berhadap-hadapan dengan raut wajah yang sangat serius dua-duanya, tampak seperti orang yang sedang lomba catur saking seriusnya. Arumi melihat mereka berdua, ia membaca sepertinya sedang ada masalah. “A-Aku mau keluar dulu, boleh?” Tanya nya dengan pelan, kedua orang tuanya yang daritadi sedang saling tatap-tatapan dengan serius kaget melihat kemunculan Arumi.Mereka berdua sontak menatap Arumi dan langsung merubah raut wajah yang tadinya serius menjadi tersenyum lalu mereka berdua serentak mengangguk.

Arumi tampaknya mencium aroma sedang terjadi pertengkaran antara ayah dan ibu nya. Sejak kecil, bila sedang ada masalah antara mereka berdua, selalu saja akan terjadi kesunyian di rumah kecil mereka. Biasanya, bila masalah kecil mereka hanya sekedar sinis-sinisan saja, namun, bila masalahnya merupakan masalah besar, maka mereka hanya saling diam dan tatap-tatapan, menunggu kapan momen yang tepat untuk mengeluarkan emosi mereka berdua.

Arumi keluar dari rumah dan ternyata hujan sudah reda, ia menunggu di depan pagarnya, berdiri melihat sekitar, belum terlihat mobil Hatta. Ia membuka handphone nya dan mengetik chat di Whatsapp, ‘Ta, cepet, lagi mau ada zona perang nih di rumah. Cepetannnn takut kena tembak peluru orang tua nih!’. Lalu dengan cepat di balas oleh Hatta ‘Backup akan segera datang, komandan!’.Lalu Arumi pun tersenyum.

Tak lama kemudian, dalam kegelapan di sekitar komplek muncul cahaya mobil dari kejauhan, Hatta datang dengan mobilnya dan berhenti di samping Arumi berdiri, ia membuka kaca jendela. Hatta menggodanya, “Atas nama, ibu Arumi Bachsin?”.Arumi tertawa, “Apasih rese, udah ah jalan aja!”Arumi masuk ke dalam mobil dan mereka berangkat ke café.

Café yang dipilih ternyata memang café nya orang-orang kaya.Saat mereka duduk, ada dua pelayan yang melayani mereka, yang satu memberikan menu, yang satu menata meja makan se-cantik mungkin. Arumi melihat ke Hatta dengan kagum, “Gila, gaji kamu bisa buat makan disini nih?” Hatta tertawa, “Apasih, sesekali lah aku ajakin kamu ke café borjuis kaya gini”.Arumi tersenyum.Ia melihat menu nya, “Aku mau…yang….” Arumi melihat menu nya dan menunjuk nya “Ah, ini aja yang namanya paling susah ini, gimana cara nyebutnya, mas?”. Pelayan itu mengangguk dan mencatat nama makanan nya, “Sejujurnya, saya juga enggak bisa nyebut nama makanan nya, mbak”. Sontak Arumi dan Hatta tertawa.Lalu pelayan pergi dan tinggal mereka berdua di meja makan itu.

Lihat selengkapnya