Hatta
Hatta menutup telpon Arumi pada pagi itu, lalu ia berkaca dan menyisir kembali rambutnya agar rapi, lalu setelah itu ia merasa dirinya sudah rapi, ia mengambil tas laptop nya dan siap akhirnya keluar dari kamarnya lalu menuju dapur, membuka oven yang berisikan pizza yang sudah ia panaskan setelah ia bangun tidur tadi. Ia mengambil pizza nya, mengunci pintu rumah dan berjalan ke mobil. Ia menghidupkan mesin mobil, radio berputar dan sambil menunggu mesin mobil panas, ia memakan pizza itu sampai habis. Lalu setelah itu, mobil Hatta bergerak.
Hatta sendiri bekerja di bidang perbankan. Tugas utama nya adalah melakukan survey ke berbagai tempat usaha, tugasnya sebenarnya sederhana. Ia datang ke lokasi tempat orang itu membuka usaha nya, ia mengecek toko nya dan harus bisa mengukur apakah kira-kira orang ini layak mendapatkan kredit dan kira-kira mampu untuk membayar kredit serta bunga nya dalam jangka waktu yang nanti nya akan ditentukan.
Pertama kalinya Hatta bertemu dengan Arumi adalah ketika Pak Soleh yang merupakan HRD tempat Arumi bekerja ingin membuka usaha sampingan di rumahnya dan karena Pak Soleh jarang ada di rumah, ia akhirnya memutuskan untuk mengundang Hatta serta beberapa anggota nya untuk datang ke kantor tempat Arumi bekerja untuk berbicara lebih lanjut mengenai usaha nya.
Ia masih ingat betul ketika Hatta dan timnya akan naik, sesosok perempuan berbadan kecil berlari kecil dan sedikit berteriak agar menunggu nya sebentar karena ia juga akan menaiki lift yang sama dengan mereka. Dan dari Pak Soleh pula lah Hatta mengenal Arumi yang ternyata adalah disebut-sebut sebagai karyawan teladan dan kebanggaan milik kantornya karena ia selalu rajin dan kebetulan baru sekali itu, saat pertama kali bertemu Hatta ia telat. Seperti seolah-olah, mereka berduamemang sudah ditakdirkan untuk bertemu.
Hatta sampai di kantornya yang memang cukup besar.Ia masuk dan disapa oleh beberapa perempuan yang memang menyukai Hatta secara pribadi karena bisa dibilang, diantara karyawan laki-laki yang ada di kantornya, Hatta adalah yang paling ganteng diantara karyawan lain. Ia duduk di kubikel nya, lalu melihat jam beker yang ia sengaja letakkan di kubikelnya dan menyetel jam 1 ia akan bertemu dengan Arumi.
Lalu, Pak Karim, salah satu anggota nya yang umurnya jauh lebih tua daripada Hatta mendekat kubikelnya Hatta,
“Pak, hari ini kamu jadi kan ke toko roti A Liong di Nongsa?”. Hatta kaget
“Hah? H-hari ini, Pak?”.
Pak Karim mengangguk,“Kan sekarang tanggal 28, Ta. Gimana sih?Masa lupa?”
Hatta terdiam, ia berdeham, “Jam berapa berangkat, pak?”.
“Nah itu yang mau aku omongin, kan seharusnya kita janjian sama A Liong jam 3 sore nanti, tapi ternyata, dia ada acara penting banget, jadi dimajuin mendadak jadi jam 11 nanti, jadi, kita jalan jam 10 nanti pake mobil kantor” Hatta ber-oh panjang, “Gak bisa kalian aja ya? Saya kan mau ada meet-“ dipotong oleh Pak Karim “Saya tadi udah bilang ke Pak Anton, katanya gapapa, mas Hatta ikut survey aja, soalnya A Liong ini mau minjem modal yang gede banget, ini bakal jadi proyek gede dan harus dapet. Makanya tadi dibolehin kok buat pergi”. Hatta pasrah, ia mengangguk lalu Pak Karim tersenyum dan ia pergi meninggalkan Hatta dalam keadaan bingung.
Hatta berharap pertemuan ini berlangsung singkat saja, meski ia tau itu tak mungkin mengingat tempat nya ada di Nongsa yang ada di ujung pulau Batam dan survey tempat juga tidak bisa cuma 5 menit lalu pergi. Dan ternyata, jam 10 lewat mereka menaiki mobil kantor dan ternyata, tidak sesuai harapan, di Simpang Kepri Mall sedang terjadi kecelakaan yang menyebabkan macet parah. Hatta pun mulai menuliskan chat WA ‘Sorry ya, mungkin hari ini aku lagi gak bisa nemenin kamu…tapi aku coba datang’ namun ia hapus pesan itu dan berdo’a semoga kemacetan ini bisa cepat teratasi dan survey nya tak lama, mengingat A Liong katanya juga ada acara penting sebentar lagi.
Juna
Jam 12 siang, semua karyawan meninggalkan kubikel mereka dan mengantri di lift. Juna melihat Arumi yang masih sibuk dengan pekerjaan nya, mencoleknya, Arumi yang sadar lalu menatap Juna.“Mau temenin ke kafetaria nggak?Masih anak baru nih soalnya, hehe” Juna tertawa kecil.Arumi mengangguk.Ia menutup laptopnya, memasukkannya ke dalam tas dan mereka berdua mengantri di lift. Setelah mendapat giliran masuk, mereka sampai di lantai dasar dan pergi ke kafetaria kantor yang letaknya ada di luar gedung.